Tadi pagi kami berdiskusi di ruang dosen. Salah satu dosen wanita menemukan mahasiswa wanita yang dengan tenang merokok di WC dosen. Ia bahkan membuang puntung rokoknya di lantai yang disaksikan oleh dosen tersebut.
Sebagai bagian dari tugas dosen, saya ingatkan melalui Twitter: Jangan merokok dan menggunakan sarana kampus tidak semestinya. Menurut saya kebiasaan ini sudah berlebihan dan saya berfikir, berkata dan bertindak “Enough Is Enough”.
Walau masih kesal, namun dengan maksud baik saya membuat sebuah cerpen fiksi imajiner di Twitter dengan judul “Kisah Seorang Dosen Tentang Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Antara Rokok Dan Pengisapnya” sebagai berikut:
Mahasiswaku mungkin saya mengerti kalau kamu punya pabrik, distributor, penjual atau petani rokok. Kamu bisa mengajukan keberatan kepada saya karena rokok adalah “Hidup dan Matimu”. Namun bila hanya menjadi pengisap rokok ingat untung ruginya. Buatlah “Balance Sheet” (Neraca Keseimbangan) dari pergaulan, kedekatan dan kolaborasimu dengan rokok.
Bila kamu “galau”, Mahasiswaku, engkau bisa bertanya kepada Prof.Google dan minta petunjuk beliau apakah rokok memang dapat menaikkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), mudah bergaul, mencari pekerjaan atau jodoh? Kalau sudah mendapat jawaban dan wangsit darinya, kamu mulai bisa berdiskusi dengan rokokmu dan katakan apakah “dia” masih mencintaimu dengan setulus hati?
Kalau rokok menjawab bahwa dia lebih mementingkan racunnya daripada manfaat yang diberikan padamu, katakan kamu harus memilih yang lain karena cinta tubuhmu. Mungkin kamu bisa memberi pengertian pada rokok agar tetap menjadi tembakau, cengkeh dan bahan yang tidak beracun lain sehingga memberi manfaat pada manusia.
Kamu katakan pada rokok bahwa sekarang punya pilihan untuk hidup lebih sehat bersama orang-orang yang mencintai dan dicintai dirimu. Katakan selamat tinggal padanya!
Mungkin rokok sekarang “kekasihmu”, tapi jangan lupa kekasih terbaik mau berkorban bagi dirimu. Maukah dia berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat?
Biarlah rokok jadi tradisi kuno bangsa Maya, Aztec dan Indian. Buanglah jauh-jauh dari pikiran, hati, tangan dan mulutmu!
Kemarin adalah Hari Ibu ……. Hubungan “Kasih Ibu Kepada Beta” memang dekat. Seiring waktu kasih sayang itu makin besar dan saya ungkapkan dengan puisi sebagai berikut:
Semenjak kakiku melangkah ke bumi
Ada satu hal yang selalu kujaga
Hati dan pikiran ibu yang melahirkanku
Biarlah kasih sayang menjadi perisai jiwa
Menyusuri perjalanan hidup yang fana ini
Membekal sukma dengan bakti dan hormat jiwa
Kupahami benar makna sejuta sukma
Surga Ada Di Bawah Telapak Kaki Ibu
Pendampingan Guru Se-Jawa Barat oleh Pojok Pendidikan, LPP-Salman, Comlabs-ITB dan Intel Teach Indonesia
Pada waktu bersamaan saya menjadi panitia sekaligus Nara Sumber Pendampingan Guru Madrasah Tsanawiyah Bidang Sains dan Matematika Se-Jawa Barat yang diadakan tanggal 20-22 Desember 2012 oleh Pojok Pendidikan, LPP-Salman, Comlabs-ITB dan Intel Teach Indonesia. Saya memberikan pembekalan dengan topik “Filosofi Pendidikan dan Pengembangan Profesionalisme Melalui Alat Bantu TIK Untuk Guru Abad-21” dengan penekanan padanya kecintaan guru pada profesinya dalam rangka perubahan ke arah yang lebih baik.
Mengapa Guru Abad-21 Membutuhkan Falsafah Pendidikan? Ya, Semua pendidik harus memiliki falsafah pribadi yang mewarnai cara mereka bertindak. Hal ini juga akan menjadi titik refernsi agar guru membenarkan atau menjelaskan pendidikan secara logis & sistematis. Fungsi Filosofi Pendidikan bagi pendidik itu sendiri adalah:
Membawa penafsiran baru serta menganalisis, memperbaiki, memodifikasi konsep-konsep dan prosedur pendidikan yang ada
Bertindak sebagai “ruang pembersih” untuk menganalisis dan menjelaskan ide-ide dan masalah-masalah pendidikan
Menawarkan sumber & bimbingan etis bagi pendidikan
Menginduksi kebiasaan berpikir seperti toleransi, tidak memihak, dan sikap tidak menghakimi
Dari sisi penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mendukung pembelajaran, saya menekankan perlunya para guru mengerti perilaku anak didik sekarang yang dekat bahkan tergantung pada TIK. Dikutip dari Kemdiknas, bahwa Kebijakan Umum Pengembangan Pendidikan dalam bidang Pembelajaran saat ini adalah “Melaksanakan pendidikan dan mengembangkan inovasi dalam pendidikan terutama dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi”. Untuk itu para guru diajarkan dasar-dasar penggunaan TIK sederhana untuk pembelajaran bidang Bidang Sains dan Matematika.
Firman Rangking Satu
Disela-sela kesibukan di atas, saya menyempatkan diri berperan sebagai seorang ayah bagi Firman. Tepat jam 09:30 pagi saya hadir di sekolahnya untuk mengambil rapot. Acara dimulai dengan penjelasan Kepala Sekolah perihal Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ) bagi siswa kelas 7, Program Fasilitas TIK Sekolah dan Rencana Umroh Bersama Siswa.
Kemudian tepat jam 11:00 para orang tua dan wali murid masuk ke kelas masing-masing siswa untuk pembagian rapot. Wali Kelas 7F dimana Firman berada mengatakan bahwa ada 2 (dua) siswa yang menonjol, satu pendiam dan satu lagi “cerewet” (aktif secara auditif). Pemirsaaaa …… yang “cerewet” itu Firman dan berhak menduduki rangking-1 di kelasnya untuk semester ini. Bahkan untuk matematika ia mendapat nilai terbaik di sekolahnya……Alhamdulillahi Robbil Alamin 🙂
Saya tidak tahu apakah ada Hubungan “Kasih Ibu Kepada Beta”, Pendampingan Guru Se-Jawa Barat dan Rangking Satu dari Firman? Yang jelas saya mencoba melakukan yang terbaik untuk sesuatu yang saya cintai (I do the best what I like and love todo)…….Wallahu Alam Bissawab……….
Tanggal 21 Desember 2012 adalah hari terakhir saya menyampaikan Kuliah Kewirausahaan di Akuntansi Widyatama semester ini. Kuliah diakhiri dengan kegiatan yang memberi “ingatan mengesankan” bagi mahasiswa dan presentasi tugas kelompok penjualan kewirausahaan. Maksudnya adalah mereka mengalami dan mengkhidmati “Individual/Personal Learning”, “Team/Group Learning” dan “Organizational/Class Learning”. Foto-Fotonya bisa dilihat di Facebook………
“Gangnam Style” Penutup Kuliah Kewirausahaan
Untuk S-1 Kelas H, selain presentasi tugas kelompok penjualan kewirausahaan, saya meminta juga mereka (bersama saya) menutup kuliah dengan “Gangnam Style” di “Main Hall” Universitas Widyatama. Tadinya mereka enggan melakukannya, maklum rasa malu menghinggapi mereka, yang sebetulnya saya juga sama mengalaminya 🙂 Namun akhirnya, setelah latihan 2 X 60 menit jadilah kami ber-“Gangnam Style” dengan gaya “Cikutra 204A”, termasuk dosennya yang bergaya Parto menari di acara “Opera Van Java” 😀
Setelah acara “memalukan diri sendiri” ini selesai, banyak pendapat mahasiswa yang saya dengar, namun pada umumnya mereka “Exciting” dan “Having Fun”. Baru pertama kalinya kuliah ditutup dengan kegiatann seperti ini yang tidak akan mereka lupakan seumur hidupnya…..Beriikut pendapat mereka yang saya kutip dari Twitter sbb:
Lagu “Kebangsaan’ Kewirausahaan Universitas Widyatama
Kuliah Penutup dilanjutkan untuk kelas-G berencana untuk menyanyikan Lagu “Kebangsaan’ Kewirausahaan Universitas Widyatama. Lagu yang diciptakan dan diaransemen Abdul Aziz (0111U063) mahasiswa Akuntansi Widyatama hanya perlu waktu 60 menit untuk dapat dinyanyikan bersama mahasiswa lain. Kemudian tepat jam 11.00 kami nyanyikan di “Main Hall” Universitas Widyatama tanpa memperdulikan “rasa malu yang membara”. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang tertunduk karena menahan malu karena menyanyikan lagu “kontemporer” itu.
Berikut adalah lirik yang saya rencanakan sebagai Lagu “Kebangsaan’ Kewirausahaan Universitas Widyatama pada setiap Kuliah Kewirausahaan yang saya ampu:
Hari itu ditutup dengan Kuliah Umum Sarbanne-Oxley untuk mahasiswa Teknik Informatika Universitas Widyatama. Seperti diketahui, Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat SOx atau Sarbox adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansi perusahaan besar yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham nasional. Akta yang diberi nama berdasarkan dua sponsornya, Senator Paul Sarbanes (D-MD) and Representatif Michael G. Oxley (R-OH), ini disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 judul atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini.
Tanggal 25 Nopember diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), tahun ini kembali melaksanakan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI.
HGN diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November. Tahun 2012 ini, puncak acara akan berlangsung paling lambat satu minggu setelah tanggal 25 November 2012 di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
“Acara tersebut akan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama para guru, siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK, para pejabat pemerintah, serta pemerhati di bidang pendidikan dan kebudayaan,” tutur Kapus Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (15/11/12).
Menurut Ibnu, berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut kelancaran dan kesuksesan hari guru nasional tersebut. Di antaranya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik pihak-pihak yang menjadi peserta upacara maupun koordinasi antarinstansi terkait.
“Upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional akan dilaksanakan di setiap instansi pemerintah mulai tingkat pusat sampai daerah tingkat kecamatan,” ucap Ibnu.
Ibnu menambahkan, berdasarkan pedoman pelaksanaan upacara penyelenggaraan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama dan Ketua Umum PB PGRI menjadi pembina upacara di kantor pusat masing-masing.
Berbagai kegiatan kata dia, akan dilakukan di tingkat pusat maupun daerah seperti pertemuan forum ilmiah guru, lomba kreatifitas guru, ASEAN council of teacher, talkshow di RRI dan TVRI, bakti sosial (donor darah dan kebersihan lingkungan), gerak jalan sehat, ziarah ke Taman Makam Pahlawan serta pemberian penghargaan dan tanda kehormatan kepada mereka-mereka yang telah berjasa di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tema peringatan tahun ini adalah ‘Memacu profesionalisasi guru melalui peningkatan kompetensi dan penegakan kode etik’. “Dengan demikian keberadaan dan peran guru sangat menentukan keberhasilan mutu sistem dan hasil pendidikan yang bermutu dan berkualitas karena hakekat pendidikan itu adalah berlangsung seumur hidup, bersifat semesta dan menyeluruh,” katanya.
Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang dikuatkan oleh UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
Pola Pikir, Kebutuhan dan Menata Hidup Guru
Mungkin orang menyangka ku tak pernah terluka
Tegar bagaikan karang, tabu cucurkan air mata
* Kadang ku rasa lelah harus tampil sempurna
Ingin ku teriakkan
Andai mereka tahu rasa dalam hatiku
Lembut bagaikan salju dan menghangatkan kalbu
repeat *
reff:
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
repeat *
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Repeat reff
Ya, sesuai lagu yang (mohon maaf) dimodifikasi dari Seurieus ini, pendidik saat ini telah mengalami masa-masa metamorfosis dari “Ulat, Kepompong menjadi Kupu-kupu”. Perhatian para pemangku kepentingan akan pendidikan semakin meningkat, namun di sisi lain masih banyak “Pekerjaan Rumah” yang harus diselesaikan khususnya oleh pendidik.
Dulu kita sahabat, teman begitu hangat Mengalahkan sinar mentari Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat Berharap jadi kupu – kupu Kini kita berjalan berjauh – jauhan Kau jauhi diriku karna sesuatu Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan Namun itu karna ku sayang
Persahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu – kupu Persahabatan bagai kepompong Hal yang tak mudah berubah jadi indah Persahabatan bagai kepompong Maklumi teman hadapi perbedaan Persahabatan bagai kepompong Na na na na na
Dulu kita sahabat, teman begitu hangat Mengalahkan sinar mentari Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat Berharap jadi kupu – kupu Kini kita berjalan berjauh – jauhan Kau jauhi diriku karna sesuatu Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan Namun itu karna ku sayang
Persahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu – kupu Persahabatan bagai kepompong Hal yang tak mudah berubah jadi indah Persahabatan bagai kepompong Maklumi teman hadapi perbedaan Persahabatan bagai kepompong Kepompong
(Lagu Kepompong – Sindentosca)
Sebagai pribadi, saya sangat menghargai Persahabatan Selama kurang lebih 5 windu setelah terlahir di dunia……hal ini menjadi prioritas dalam hidup. Mungkin tidak semulus seperti yang ada dalam sinetron, namun menurut pengalaman, persahabatan adalah sesuatu yang menjadi fitrah diri manusia sebagai mahluk sosial……..
Diri ini mencoba menjalin persahabatan dengan beberapa orang yang saling percaya (Trustworthiness)….dan Alhamdullilah berjalan dengan baik…… Kata kuncinya adalah Kami mencoba untuk tetap “lurus” dan “tidak berubah” semenjak pertama kali bersahabat sampai sekarang….meskipun jalan yang dilalui “terjal dan sampai bibir jurang”.