Hujan mungkin menghalangi ku pulang
Namun hati ku tertaut dalam di tempat ini
Ibunda pernah katakan:”Nak, namamu berasal dari tempat ini”
Sardjana, seorang Professor menamakanku walau masih di kandungan
Ibunda, engkau memang bukan sarjana Cum Laude Namun engkau dan ayahanda yang memalingkan asa ku ke tempat ini Tak perduli asalku yang berlatar teknik dan manajemen Ku merasakan darah pendidik itu ada di dada ku
Dosen sebagai akademisi pasti tahu bagaimana memberikan “Above Average Return’ (Pengembalian di atas rata2) pada Konstituen-nya (Rakyat) sbg pembayar pajak.
Rakyat sekarang cerdas2, pada suatu saat mereka akan menghargai fihak yang memberikan Benefit (manfaat) tertinggi.
Pemerintah (Orang yg memerintah) belum tetntu mempresentasikan rakyat. Namun yang pasti, bila rakyat (termasuk di dalamnya mahasiswa), bila merasa diberi manfaat besar dari dosen, mereka mau memberi Profit (keuntungan) sesuai kapasitasnya
Maaf….Mirip seperti Hasil Ujian Mahasiswa…….Ini persoalan “Distribusi Normal” dalam statistik…..Bila kita menerapkan hal yang sama bagi dosen (Yang berprestasi diberi penghargaan terbesar/Pay by performance), saya kira akan lebih baik kinerjanya
Ya…Mau tidak kita (GDI/FDI) sebagai akademisi memulai Naskah Akademis KPI (Key Performance Indicator) untuk kita semua …. Toh gaji kita bukan dibayar Rektor/Universitas/DIKTI/Kemdikbud tapi Rakyat sebagai Pemangku Kepentingan Utama (baca: “konsumen”) melalui APBN atau SPP 🙂
Bagi saya yg sdh bekerja dari mulai BUMN, Multi National Company sampai sekarang ini menjadi Dosen….Prinsip yang saya pakai adalah “Our salary paid by our Tax Payer/Customer”
Education is not a preparation for life, education is life itself
Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Demikian John Dewey menegaskan pemikirannya tentang pendidikan. Dengan demikian, umur pendidikan sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini.
Dikutip dari tulisan Drs. Suparlan, M.Ed; Ketika Adam diciptakan oleh Tuhan, bersama itu pulalah proses pendidikan telah berlangsung, sebagai suatu sistem yang dibangun oleh Allah SWT. Adam diajari untuk dapat menyebutkan nama-nama yang ada di bumi, tempat kehidupan Adam dan keturunannya. Dengan demikian, yang dimaksud pendidikan sebenarnya memang dengan makna kehidupan itu sendiri.
Menurut Wikipedia, Sekolah berasal dari bahasa Yunani σχολή (schole), yang aslinya berarti “kesenangan”, atau juga “Tempat yang menyenangkan” . Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk memungkinkan dan mendorong maha/siswa (atau “murid”) untuk belajar di bawah pengawasan dosen/guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, maha/siswa mengalami kemajuan melalui serangkaian tingkatan sekolah. Nama-nama untuk sekolah berbeda di setiap negara, tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak, sekolah menengah bagi remaja serta “Sekolah Tinggi” bagi mahasiswa (siswa yang “maha” hanya ada di Indonesia) yang telah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.
Tujuan saya dalam mendidik tidak terbatas pada domain pengetahuan. Pendidik juga harus belajar keterampilan kerja sama dan manajemen tim. Pembelajaran mengekspos struktur “Permainan Peran” atau metode lain yang mendasari pembelajar bekerja ketika menyelesaikan sebuah tugas, merencanakan atau mengkritisi tim, atau membuat keputusan kepemimpinan. Model ini mengarah pada langkah penting adanya umpan balik yang dapat diidentifikasi. Pembelajar juga harus memberikan umpan balik kepada pendidik namun biasanya pendidik yang memintanya.
Pendidik harus bertanggung jawab besar dalam proses pembelajaran. Mereka harus mengambil pendekatan aktif untuk belajar. Saya percaya pembelajar yang sukses berkembang tidak hanya memiliki pengulangan teori atau kasus untuk menghubungkan pengalaman kerja mereka dengan pengetahuan yang ada di luar. Pada akhir pendidikan, diharapkan pembelajar yang sukses dapat belajar di luar konteks kasus, karena mereka berusaha untuk “menguasai” lapangan kehidupan.
Sering pembelajaran yang saya lakukan memakai berbagai metodologi dengan menggunakan metode-metode seperti small group discussion, simulation, case study, discovery learning (DL), self directed (learning (SDL), cooperative learning (CL), collaborative learning (CBL), contextual instruction (CI), project based learning (PJBL) dan Problem based learning an Inquiry (PBL).
Kita telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari kita (bahkan mayoritas dari kita) telah “belajar” dalam suatu tahap dalam hidup. Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.
Tanggal 25 Nopember diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), tahun ini kembali melaksanakan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI.
HGN diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November. Tahun 2012 ini, puncak acara akan berlangsung paling lambat satu minggu setelah tanggal 25 November 2012 di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
“Acara tersebut akan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama para guru, siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK, para pejabat pemerintah, serta pemerhati di bidang pendidikan dan kebudayaan,” tutur Kapus Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (15/11/12).
Menurut Ibnu, berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut kelancaran dan kesuksesan hari guru nasional tersebut. Di antaranya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik pihak-pihak yang menjadi peserta upacara maupun koordinasi antarinstansi terkait.
“Upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional akan dilaksanakan di setiap instansi pemerintah mulai tingkat pusat sampai daerah tingkat kecamatan,” ucap Ibnu.
Ibnu menambahkan, berdasarkan pedoman pelaksanaan upacara penyelenggaraan Hari Guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke-67 PGRI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama dan Ketua Umum PB PGRI menjadi pembina upacara di kantor pusat masing-masing.
Berbagai kegiatan kata dia, akan dilakukan di tingkat pusat maupun daerah seperti pertemuan forum ilmiah guru, lomba kreatifitas guru, ASEAN council of teacher, talkshow di RRI dan TVRI, bakti sosial (donor darah dan kebersihan lingkungan), gerak jalan sehat, ziarah ke Taman Makam Pahlawan serta pemberian penghargaan dan tanda kehormatan kepada mereka-mereka yang telah berjasa di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tema peringatan tahun ini adalah ‘Memacu profesionalisasi guru melalui peningkatan kompetensi dan penegakan kode etik’. “Dengan demikian keberadaan dan peran guru sangat menentukan keberhasilan mutu sistem dan hasil pendidikan yang bermutu dan berkualitas karena hakekat pendidikan itu adalah berlangsung seumur hidup, bersifat semesta dan menyeluruh,” katanya.
Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang dikuatkan oleh UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
Pola Pikir, Kebutuhan dan Menata Hidup Guru
Mungkin orang menyangka ku tak pernah terluka
Tegar bagaikan karang, tabu cucurkan air mata
* Kadang ku rasa lelah harus tampil sempurna
Ingin ku teriakkan
Andai mereka tahu rasa dalam hatiku
Lembut bagaikan salju dan menghangatkan kalbu
repeat *
reff:
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
repeat *
Guru juga manusia, punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Repeat reff
Ya, sesuai lagu yang (mohon maaf) dimodifikasi dari Seurieus ini, pendidik saat ini telah mengalami masa-masa metamorfosis dari “Ulat, Kepompong menjadi Kupu-kupu”. Perhatian para pemangku kepentingan akan pendidikan semakin meningkat, namun di sisi lain masih banyak “Pekerjaan Rumah” yang harus diselesaikan khususnya oleh pendidik.
Perusahaan merupakan kolaborasi antara aset tangible dan intangible dalam mencapai tujuan. Aset tangible perusahaan dapat berupa berupa “Land, Labour and Capital”. Aset tangible ini mudah dikembangkan dengan meningkatkan kuantitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Aset intangible perusahaan terintegrasi melalui labour yaitu dalam proses regenerasi melalui sharing knowledge.
Dewasa ini adalah era knowledge based economy, di mana kekuatan inti suatu perusahaan terletak pada human capital. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif memunculkan konsep industri yang padat pengetahuan dengan menuntut ketersediaan knowledge worker dalam jumlah besar untuk mendukung kemajuan suatu perusahaan. Human capital yang sarat akan pengetahuan ini memberikan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas yang jauh lebih signifikan daripada faktor material seperti lahan atau modal semata.
·Manfaat Pengetahuan
Francis Bacon pada abad ke – 15 mengungkapkan bahwa “knowledge is a power”. Bill Gates membuktikan kekuatan ilmu pengetahuan tersebut pada abad ke – 20 melalui kemunculan Microsoft. Lompatan besar dalam knowledge ini mendongkrak kebangkitan teknologi informasi seperti Intel, IBM, Cisco, Lucent, dan Dell. Peter F. Drucker membenarkan pentingnya knowledge yang membawa perubahan besar pada kemajuan dunia modern.
Teori ekonomi modern yang digagas Paul Romer imendukung asumsi mengenai perlunya lembaga dan kebijakan negara memanfaatkan sains, teknologi, dan inovasi untuk mendorong economic growth. Model Romer dan aplikasi empirisnya menunjukkan bahwa inovasi dan adopsi teknologi pada dasarnya melekat di dalam pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh kombinasi investasi dalam bidang sains, teknologi, inovasi serta kebijakan yang padu.
Modal intelektual dapat bermanfaat melalui tiga perspektif, yaitu: manusia, struktural, dan relasi. Manfaat knowledge dalam perspektif manusia adalah implicit knowledge yang mencakup skill (kompetensi dan keahlian seseorang dalam suatu bidang khusus) dan attitude(kejujuran, tanggung jawab, visioner, disiplin, kooperatif, ulet dan tidak mudah menyerah). Manfaat knowledge dalam perspektif struktural berupa explicit knowledge yang menunjukkan proses (sistem kerja, manajemen, korporat, komputerisasi dan enterprising ) serta budaya yang menjunjung tinggi etika. Manfaat knowledge management dalam perspektif relasi adalah meningkatkan kerjasama antar jaringan, reputasi (pengakuan), dan customer capital (mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dengan baik melalui lembaga pendidikan, birokrat, dan industri).
·Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Knowledge Management adalah merupakan proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengelola, menyaring dan menyajikan informasi dalam suatu cara yang dapat meningkatkan pengetahuan individu dalam suatu lingkungan. Knowledge management memungkinkan penciptaan,pencapaian dan penggunaan segala macam knowledge untuk mencapai tujuan bisnis.
Knowledge Management adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui knowledge management, organisasi mengidentifikasikan pengetahuannya, lantas memanfaatkannya guna meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Guna memperoleh knowledge management sebesar-besarnya, organisasi juga aktif mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi.
Knowledge management dikelompokkan ke dalam empat arahan yaitu pertama, sebagai pemrosesan informasi organisasi (organizational information processing); kedua, inteligen bisnis (business intelligence); ketiga, kognisi organisasi (organizational cognition), dan keempat, pengembangan perusahaan (organizational development).
Peranan knowledge management dapat dilihat dari penggunaan pengetahuan sebagai basis melahirkan inovasi juga landasan meningkatkan responsivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan stakeholders. Selain itu, pengetahuan juga menjadi basis yang meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan yang telah diberi tanggung jawab. Secara generik, knowledge management dapat dipahami melalui aktivitasnya, yakni mengembangkan dan mempertahankan dinamika serta daya saing perusahaan yang bertumpu kepada sumber daya pengetahuan (knowledge assets). Jadi, sebenarnya, faktor intrinsik perbedaan kinerja antara perusahaan tadi adalah pengetahuan.
Para pelaku knowledge management cenderung menggunakan metode dalam menganalisis suatu proses, keadaan, dan aktivitas bisnis, di mana dalam proses analisis tersebut terdapat siklus atau aliran pengetahuan (knowledge flow). Pada akhirnya, mengatur suatu pengetahuan adalah suatu kebiasaan atau habit yang perlu ditumbuhkan.
Dalam bukunya “HRM in Knowledge Economy”, Mark Lengnick-Hall dan Cynthia Lengnick-Hall mengatakan belakangan ini fungsi manajemen sumber daya manusia (SDM) di banyak organisasi bersifat dangkal. Mereka cenderung hanya berusaha melakukan pekerjaan rutin secara lebih baik dan efisien daripada mengevaluasi peran dan kontribusi mereka dalam rangka menyongsong era bisnis baru menuju Human Capital Management (HCM).
Seiring dengan globalisasi, information-based, kemajuan teknologi, dan persaingan ketat, manajemen SDM dituntut meningkatkan kemampuan SDM-nya. Manajemen SDM akan menghadapi kewajiban-kewajiban baru di era bisnis masa kini, yaitu:
·Membangun Kapabilitas Strategis
Organisasi pada era masa kini perlu membangun kapabilitas strategis, yaitu kapasitas untuk membuat value berdasarkan aset-aset intangible. Yang dimaksud dengan aset intangible adalah aset yang tidak terlihat, sulit dihitung, tidak ada dalam akunting, dan harus dikembangkan dari waktu ke waktu. Misalnya: pengetahuan teknologi, kesetiaan customer, proses bisnis dan lain-lain. Intangible aset inilah yang akan menentukan apakah perusahaan akan berhasil atau gagal.
Beberapa karakteristik perusahaan yang sudah mempunyai kapabilitas strategis adalah: kompetensi bisnis yang tinggi, kemampuan untuk menganalisis kondisi pasar, kemampuan mentransfer skill secara cepat dan akurat di perusahaan, dan lain-lain. Intinya, kapabilitas strategis (Intellectual Capital) adalah kesiapan pada saat ini dan kemampuan beradaptasi pada masa depan.
Kapabilitas strategis (Intelectual Capital) diperoleh melalui proses penciptaan, pertukaran, dan mengumpulkan pengetahuan yang membangun kapabilitas individu dan organisasi untuk memberi hasil yang terbaik bagi pelanggan. Kapabilitas strategis terdiri dari tiga komponen yang terkait dengan SDM, yaitu: human capital (skill dan kompetensi individu/organisasi), structural capital (arsitektur organisasi dan proses manajerial), dan relationship capital (hubungan interpersonal di organisasi). Manajemen SDM harus berkontribusi dengan menciptakan dan memelihara ketiga komponen kapabilitas strategis ini melalui program, praktek, dan kebijakan yang mendukung.
·Memperluas Batas
Orang sering berpikir bahwa tugas manajemen SDM adalah merekrut, mempromosikan, melatih, memecat dan seterusnya serta fungsi manajemen SDM adalah hanya merupakan organisasi tunggal. Jadi menurut pandangan tersebut, manajemen SDM adalah fungsi internal perusahaan. Jarang orang berpikir bahwa manajemen SDM (termasuk program, praktek, dan kebijakannya) bisa diterapkan ke supplier atau distributor, bahkan ke pelanggan.
Hal ini akan menjadi keharusan dalam perkembangan era ekonomi pengetahuan (knowledge economy). Dengan memperluas batas dari perusahaan ke supplier, distibutor, dan pelanggan, manajemen SDM bisa mempunyai pengaruh yang lebih dan signifikan di organisasi. Pada dasarnya, dengan memperluas batas, manajemen SDM menggunakan kemampuan mereka untuk membantu organisasi memberi pengaruh ke pelanggan, supplier, dan seluruh pegawai yang menjalankan aktivitas organisasi.
·Mengelola Peran Baru
Berdasarkan pandangan lama, peran manajemen SDM adalah menarik dan menyeleksi calon pegawai, mengembangkan manajemen performansi dan sistem kompensasi untuk menyelaraskan tingkah laku pegawai dengan tujuan organisasi, dan mengembangkan dan me-retensi pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Peran manajemen SDM seperti itu dalam era ekonomi pengetahuan (Knowledge Economy) tidaklah cukup. Bukan berarti manajemen SDM tidak akan melakukan fungsi-fungsi tersebut, peran ini tetap akan dilakukan. Bagaimanapun, untuk mengelola SDM di masa depan, manajemen SDM perlu mengadopsi peran baru untuk menghadapi tantangan.
Tetap bertahan di fungsional birokrasi semata akan menyebabkan fungsi manajemen SDM menjadi kurang efektif dalam organisasi. Kegagalan untuk berubah sesuai dengan tuntutan ekonomi akan menjadikan manajemen SDM kurang penting, di mana tantangan-tantangan baru seperti manajemen pengetahuan (knowledge management) dan pengembangan SDM akan diperankan di tempat lain dalam organisasi. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi. Pada kenyataannya, SDM adalah sumber logis dari tantangan-tantangan baru ini.
Bagaimanapun, untuk menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi kendala, manajemen SDM harus keluar dari birokrasi masa lalu. Ini memerlukan pergeseran paradigma bahwa manajemen SDM tidak hanya sekadar menjalankan fungsi dan proses, tetapi lebih kepada peran.
Definisi peran dalam organisasi adalah tanggung jawab, hubungan, dan area kontribusi, serta harapan-harapan. Peran bisa dianalogikan sebagai pernyataan visi organisasi. Dengan mengelola peran, manajemen SDM memberi kontribusi lebih untuk kesuksesan organisasi. Ini berarti paradigma manajemen SDM telah berubah dari fungsi dan proses menjadi hasil dan pencapaian.
Tujuan dari penyusunan sebuah dokumen “Filosofi dan Rekomendasi Nilai dan Budaya Institusi Bagi Staf dan Pimpinan” adalah untuk memberi pijakan Pengembangan Kapasitas Organisasi dan Institusi. Rekomendasi ini akan memenuhi kebutuhan untuk merespon perlunya referensi, sosialisasi dan implementasi memungkinkan organisasi untuk melaksanakan sebagai “Nilai dan Budaya Institusi”.
Ringkasan Rekomendasi
Rekomendasi “Nilai dan Budaya Institusi” akan bermanfaat untuk Pengembangan Kapasitas Organisasi dan Institusi sebagai berikut :
Nilai dan Budaya merupakan sebuah tranformasi sehingga akan menjadi “Strategic Value & Culture” jangka panjang dalam rangka mengembangkan sebagai institusi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan transformasi ke arah pengembangan organisasi dan institusi sehingga dapat lebih efektif dan efisien.
Merancang sebuah Kerangka Kerja (Framework) dan Peta Jalan (Roadmap) “Nilai dan Budaya Institusi” untuk melayani karyawan dan semua Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .
Program sosialisasi dan implementasi sebagai “Nilai dan Budaya Institusi ” bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas (Capacity building) organisasi dan Institusi dengan tujuan spesifik sebagai berikut:
Merancang pemberdayaan pimpinan dan staf yang handal untuk sosialisasi dan implementasi.
Merancang proses dan teknologi untuk mengimplementasikan.
Merancang model dan tata kelola organisasi yang mendukung sosialisasi dan implementasi.
Terciptanya model pebelajaran dan manajemen pengetahuan dalam pengembangan.
Mengembangkan Studi Kasus dan “Best Practice” untuk sosialisasi dan implementasi
Sesuai dokumen “Nilai dan Budaya Institusi ” yang kami susun untuk Pengembangan Kapasitas Organisasi dan Institusi , untuk Tahap-1 akan dilaksanakan:
Menyediakan SDM, proses dan alat/ sarana untuk mengevaluasi “Nilai dan Budaya” sebelumnya.
Menyediakan sumber daya untuk merancang dan menerapkan sebagai “Nilai dan Budaya Institusi”.
Menerapkan aplikasi sebagai “Nilai dan Budaya Institusi ” beserta komponen standar yang dibutuhkannya.
Membuat Kerangka Kerja (Framework) dan Peta Jalan (Roadmap) yang dipilih, serta memberikan pendampingan untuk piloting implementasi sebagai “Nilai dan Budaya Institusi ”.
Langkah-langkah ini sesuai dengan rencana yang disetujui oleh semua pemangku kepentingan, sebagai bagian Pengembangan Kapasitas Organisasi dan Institusi untuk menyongsong pengemangbangan SDM (Human Capital Develoment) sebagai modal utama institusi.
Kemarin saya menghadiri “The Last Lecture” Prof. Dr. H. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed. sebagai Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Administrasi Pendidikan, beliau memasuki masa purna bakti setelah berkarir lebih dari 40 tahun. Acara Purna Bakti dengan segenap civitas akademika UPI digelar di Gedung Balai Pertemuan UPI Jalan Setiabudhi, Sabtu (15/9).
Prof Dr Mohammad Fakry Gaffar MEd, kelahiran Pontianak, 16 Juli 1942 walaupun orang tuanya berasal dari Serang, Banten. Ketertarikannya terhadap dunia pendidikan melebihi cita-citanya sebagai kiai besar. Dan selama dua periode yakni sejak tahun 1995 menjadi Rektor UPI (dulu IKIP). Kisah hidupnya sangat mengesankan. Ia ‘berkelana’ dari satu negara ke negara lain, mengejar beasiswa dan menjadi guru hanya untuk mendapatkan kepuasan pendidikan yang tinggi dan lebih tinggi lagi.
Saya kenal dekat dengan beliau sejak menjadi siswa S3 di Manajemen Pendidikan UPI, walapun orang tua sudah kenal terlebih dahulu karena mereka berdua juga sekolah di IKIP (sekarang UPI). Dalam pandangan saya, beliau adalah tipe pendidik (Educator) dan pemimpin (Leader) yang mumpuni, walaupun kadang-kadang “LUHUR SAUR BAHE CAREK”, beliau membuktikan bukan hanya kompeten dalam bidanng teoritis Academic saja, namun juga bergerak luas pada ranah Business & Goverment.
Terbukti dari “sepak terjangnya” yang tidak hanya di UPI, bahkan sampai ranah nasional bahkan global. Salah satu prestasinya diluar UPI adalah menjadi Lulusan Terbaik LEMHANAS yang kita tahu adalah jaminan menduduki jabatan-jabatan strategis di negeri ini baik sipil maupun militer. Di UNESCO, beliau juga mempunyai peran yang tidak kecil, terbukti dengan hasil penelitian dan kerja nya di organisasi pendidikan dan kebudayaan tingkat dunia ini.
Masih segar dalam ingatan, ketika saya mewakili SPS Adpend UPI menjadi pembicara di Doctoral School Seminar – Institute of Education, University of London. Dinihari (~ Jam 2 malam) pada saat transit di Dubai, sambil menunggu pesawat menuju London, dengan tekun membimbing saya untuk mempersiapkan dengan serius presentasi saya di sana. Walapun terkantuk-kantuk, kelihatan benar beliau sangat ingin anak didiknya berhasil dalam segala hal.
Inipun terbukti di UPI dimana pada Purna Bakti ini banyak fihak dan acara yang merupakan sumbangan dari kolega, teman sahabat, mahasiswa bahkan pemnagku kepentingan lain yang bererima kasih pada beliau.
Pada kuliah ilmiahnya (The Last Lecture) yang dikutip dari Tribun Jabar, beliau menyampaikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala dampaknya dan arus globalisasi melanda berbagai aspek kehidupan. hal ini juga menciptakan dinamika sosial dan memunculkan berbagai tantangan termasuk di dunia pendidikan dan secara spesifik perguruan tinggi.
Salah satunya adalah revolusi information and communication technology (ICT). Menurut Prof Dr Mohammad Fakry Gaffar MEd, revolusi ICT banyak mengubah pola hidup, pola pikir dan pola tindak manusia yang semakin materialistik dan pragmatis serta amat tergabtung pada ICT hampir dalam setiap aspek kehidupan.
“Hal ini menantang perguruan tinggi untuk mengubah pengaruh negatif ini menjadi peluang sehingga manusia menemukan kembali martabat dan kemandirian serta kemampuan untuk berperan aktif dalam mengendalikan dan memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” katanya dalam pidato Purna Bakti nya dengan judul “Membangun Universitas Masa Depan Strategi Jangka Panjang Menuju World Class University pada Tahun 2035” di Gedung BPU Kampus UPI Jalan Setiabudhi, Sabtu (15/9).
Menurutnya, dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap berbagai aspek kehidupan manusia termasuk dunia bisnis dan industri yang tidak hanya mendatangkan kemajuan tapi juga berakibat pada pengrusakan lingkungan kehidupan manusia di seluruh dunia yang menantang perguruan tinggi untuk berperan dan memberikan respon penyelamatan terhadap lingkungan hidup tersebut sebagai langkah penyelamatan kehidupan manusia.
Beliau memang sangat kompeten bukan hanya di bidangnya. Menurut pengamatan saya, UPI akan kehilangan tokoh yang bisa menjembati dan faham betul integrasi dan kolaborasi “Academic, Business and Government” untuk peningkatan peradaban bangsa. Melihat beliau, saya terbayang pada Gary Becker, seorang pemenang Nobel yang banyak menguasai ilmu pengetahuan serta dapat mengimplementasikannya………….
Semoga beliau diberi kesehatan, kemampuan berkarya dan panjang umur oleh Allah SWT……Amin Ya Robbal Alamin…..
Menurut Edudemic, dua puluh tahun ke depan, dalam perekonomian yang semakin global, teknologi yang lebih baik, dana yang kurang untuk sekolah, dan keragaman masyarakat yang lebih kompleks, pendidikan AS (juga di negara kita) akan berubah secara dramatis. Di bawah ini adalah lima area di bidang pendidikan yang akan berubah dalam dua dekade mendatang.
Pendidikan Online Yang Lebih Baik
Karena kemampuan siswa meningkat dalam penggunaan komputer dan Internet berkembang di mana-mana, pendidikan online adalah salah satu pilihan yang perlu dipertimbangkan. Semakin bangyak negara bagian di Amerika yang kini memiliki Virtual Public School , yang menyediakan sekolah online untuk warga yang tidak mampu atau tidak tersedia di daerah mereka. Saat ini, program pembelajaran seperti EPGY Stanford diarahkan pada anak-anak berbakat, tetapi ada rencana untuk mengubah ini sehingga anak-anak pada semua tingkatan memiliki akses belajar secara virtual. Universitas telah dilaksanakan program online sarjana, master, dan PhD dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Sekolah dasar dan menengah juga sangat ingin untuk menggunakan model ini untuk kemanfaatan dan keuntungan mereka.
Bangkitnya Homeschooling
Homeschooling telah ada selama berabad-abad. Namun pada abad kedua puluh, ini gerakan yang jarang digunakan dan dihindari. Itu berubah di abad kedua puluh satu untuk tiga alasan. Yang pertama adalah bahwa banyak sekolah umum yang tidak menerima dana yang diperlukan untuk menyediakan pendidikan yang memadai. Mengingat perekonomian saat ini, tren ini semakin parah, yang menarik anak keluar dari sekolah untuk mendidiknya di rumah. Kedua, dengan kemajuan signifikan pendidikan secara online, mengajar anak di rumah relatif mudah. Ketiga, segmen besar dari populasi Amerika Serikat adalah orang yang taat bergama, banyak dari mereka ingin anak-anak mereka memiliki pendidikan yang berpusat pada keagamaan, yang seringkali tidak tersedia di sekolah umum. Oleh karena itu, karena tiga faktor di atas, homeschooling terus meningkat.
Pengajaran Literasi Komputer
Meskipun telah ada kursus komputer di sekolah selama kurang lebih dua dekade, kursus sering terfokus pada tugas-tugas yang sangat spesifik (seperti cara memasukkan angka ke dalam spreadsheet). Serta hal ini disajikan sebagian besar dimana anak-anak diajarkan bagaimana untuk mengetik secara efektif. Pendidikan komputer tersebut terbatas dan tidak layak lagi – siswa saat ini perlu tahu bagaimana menggunakan berbagai program dan aplikasi. Misalnya, selain mengajari siswa untuk secara resmi dilatih dalam seluk-beluk PowerPoint dan Excel, tetapi juga video-editing dan cara menggunakan Google Map.
Menggunakan Literasi Komputer
Bersamaan dengan hal di atas, siswa diharapkan untuk menggunakan komputer pada setiap pelajaran di kelas – bukan hanya kelas komputer. Pekerjaan yang paling stabil dan menjajikan, membutuhkan karyawan yang menggunakan komputer selama berjam-jam sehari – sehingga pendidikan komputer harus diintegrasikan ke dalam kehidupan sekolah sehari-hari.
Selain itu, di dunia saat ini laptop atau smartphone digunakan dalam membangun kecerdasan seseorang untuk membantu mereka belajar dan mengekspresikan diri. Ini adalah topik yang dibahas hampir setiap hari di Edudemic dan akan menjadi sangat penting untuk setiap guru yang ingin “merangkul” masa depan pembelajaran.
Lebih Banyak Pendidikan Bilingual
Menurut LA Times, populasi orang AS yang berbahasa Spanyol sekarang lebih dari 50 juta, dan telah meningkat 43% dalam dekade terakhir. Serta 23% dari semua orang Amerika di bawah usia delapan belas tahun saat ini diidentifikasi sebagai Hispanik. Selain itu, Amerika Hispanik sekarang kelompok minoritas terbesar di Amerika Serikat. Sebagai negara yang bergerak ke suatu negara Dwibudaya, fokus pada pengajaran bahasa Spanyol dan Inggris di dalam kelas akan meningkat, dan lebih banyak siswa akan benar-benar fasih dalam kedua bahasa. Di banyak daerah, guru akan diharapkan untuk mengetahui bahasa Spanyol dan Inggris.
“AMBILKAN bulan, bu. Ambilkan bulan, bu, yang selalu bersinar di langit. Di langit, bulan benderang. Cahayanya sampai ke bintang. Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan, bu. Untuk menerangi, tidurku yang lelap di gelap.”
Itulah salah satu lagu yang ingin saya “tangkap” pada peringatan Hari anak nasional yang diciptakan oleh AT Mahmud karena kecintaannya pada pendidikan anak. Hari anak nasional pertama kali dicanangkan oleh Alm. mantan Presiden Suharto yaitu pada tanggal 23 Juli tahun 1986. Berarti tahun ini usia HAN menginjak usia yang ke 26 tahun. Harapan Almarhum mantan Presiden Suharto, dengan adanya Hari Anak Nasional di Indonesia ini akan dapat menjadi awal kunci kemajuan bangsa.
Ia melihat anak-anak sebagai aset kemajuan bangsa. Karena itulah, sejak tahun 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional. Peringatan Hari Anak Nasional dilakukan sejak tahun 1986 sampai saat ini. Perayaan ini dilakukan untuk menggugah kepedulian maupun partisipasi seluruh rakyat Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi.
Setiap tahun, Hari Anak Nasional di Indonesia selalu diperingati dengan tema yang berbeda. Misalnya pada tahun 2009, Hari Anak Nasional dirayakan dengan tema “Saya Anak Indonesia, Kreatif, Inovatif, dan Unggul Untuk Menghadapi Tantangan di Masa Depan”. Puncak perayaan Hari Anak Nasional dirayakan di Taman Impian Jaya Ancol dengan menghadirkan operet musikal karya A.T Mahmud, berjudul “Ambilkan Bulan, Bu.”
Musik dan Pendidikan memang dunia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pria kelahiran Palembang ini. Massagus Abdullah Mahmud, demikian nama pemberian kedua orang tuanya sejak lahir 3 Februari 1930 silam. Keluarga dan teman-temannya semasa sekolah SMP lebih sering memanggilnya dengan sebutan Totong. Kebiasaan memangil dengan nama Totong tersebut terbawa sampai SMA, ijazahnya pun diberi nama Abdullah Totong Mahmud dan lebih dikenal dengan AT Mahmud yang kini dikenal masyarakat sebagai pencipta lagu anak-anak.
Anak kelima dari sepuluh bersaudara ini baru menemukan kembali momentum dalam mengembangkan bakat bermusiknya ketika ia bertugas di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) setelah sebelumnya ia mendaftarkan diri di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. Di SGTK, ia pun berkreasi terutama mencipta lagu anak-anak. Kehidupan anak-anak yang senang bermain menjadi inspirasi utamanya dalam menciptakan lagu.
Selain di SGTK, inspirasi terbesar Totong juga datang dari ketiga anaknya. Ruri Mahmud, Rika Vitrina dan Revina Ayu. Ketiga buah cinta dari pernikahannya dengan Mulyani Sumarman pun menjadi inspirasi dari sebagian besar lagu gubahannya. Lagu Pelangi terinspirasi dari Rika ketika masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Ketika dalam perjalanan ke sekolah, Rika menunjuk ke arah langit dan berteriak kepada sang ayah, “Pelangi!” Kejadian ini memberinya ide untuk membuat sebuah lagu mengenai pelangi. Ia pun menyusun kata-kata yang tepat sesuai pikiran anak-anak yang menggambarkan indahnya ketika pelangi muncul. Dengan iringan gitar maka jadilah sebuah lagu Pelangi yang sampai sekarang sering dinyanyikan di TK dan SD.
Pada tanggal 3 Juni 1968, kariernya dalam bermusik semakin menanjak setelah mendapat tawaran membuat acara musik untuk anak-anak dari TVRI, Ayo Menyanyi menjadi judul acara tersebut. Mealuli acara tersebut AT Mahmud memperkenalkan lagu anak-anak dari berbagai pencipta lagu terdahulu seperti Ibu Sud, Pak Dal, Pak Tono, S.M. Moechtar, dan lainnya, acara tersebut juga memberikan kesempatan kepada pencipta lagu baru untuk memperkenalkan lagunya. Ayo Menyanyi juga menjadi tempat yang terbaik untuk memperkenalkan lagu ciptaan AT Mahmud. Selama dua puluh tahun Ayo Menyanyi bertahan menjadi acara pendidikan musik anak dengan penggemar setia. Sampai akhirnya pada 1988, direksi TVRI meminta seluruh kru termasuk AT Mahmud untuk mundur dari acara Ayo Menyanyi.
Namun berkat dedikasinya yang luar dalam perkembangan musik anak-anak beberapa kali ia mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Penghargaannya yang pertama diterima dari Menteri Pendidikan Nasional Juwono Sudarsono pada 1999. Selanjutnya rentetan penghargaan menyusul seperti dari Presiden RI Megawati Soekarno Putri (2001), Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden RI, Life Time Achievement Awards pada Anugerah Music Indonesia 2003.
Penghargaan paling anyar diperoleh pada peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2010,walaupun ia telah berpulang ke Rahmatullah dua minggu sebelumnya, 6 Juli 2010. Sosok AT Mahmud memang salah satu sosok yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan musik anak-anak di Tanah Air. Lagu-lagu ciptaannya menjadi lagu wajib yang dinyanyikan pada TK atau SD.
Namun gempuran lagu-lagu dewasa baik itu dari Band, penyanyi dewasa menjadi tantangan besar bagi eksistensi musik sejenis ciptaan AT Mahmud. Namun menurutnya Lagu anak-anak berbeda dengan lagu orang dewasa. Lagu anak-anak harus menggambarkan pikiran, perasaan, dan tingkah laku anak-anak. Anak-anak tidak boleh disuguhkan dengan lagu orang dewasa yang melampaui batas usia anak-anak itu. Maka tidaklah heran ketika pada akhir tahun lalu ia sempat berseloroh mengenai kegelisahannya.
“Saat ini anak-anak lebih hafal lagu orang dewasa ketimbang lagu anak-anak seumuran mereka,” ujarnya di salah satu tayangan televisi nasional. Kekhawatirannya memang cukup beralasan, saat ini urusan cipta mencipta lagu anak-anak tidak sama lagi dengan puluhan tahun yang lalu. Jangankan menemukan lagu anak-anak yang pas dengan usia anak-anak, penyanyi cilik pun susah mendapat tempat di hati penikmat musik. Sehingga kesulitan untuk menemukan pencipta lagu yang berdedikasi pada pendidikan musik anak-anak, sama susahnya dengan menemukan generasi penerus Tasya atau Joshua yang menjadi fenomena musik anak-anak satu dekade silam.
Harapan AT Mahmud agar anak-anak mendapatkan suguhan musik yang sesuai dengan usia, pikiran, tingkah laku anak-anak tampaknya bukan harapan yang muluk-muluk. Anak-anak memang harus mendapatkan pendidikan sesuai usia mereka, dan mungkin semua akan setuju kalau musik ciptaan AT Mahmud merupakan salah satu media pembelajaran terbaik bagi pendidikan anak-anak.