Kategori
Business Dosen Filosofi Ilmiah Kampus Kamu Muda Kebijakan Kerja Lecture

Tantangan S1 Fresh Graduate dibandingkan dengan lulusan SMK/SMU berpengalaman

Sulitnya mencari kerja membuat persaingan antar-fresh graduate semakin ketat. Bahkan, tak jarang fresh graduate juga bersaing dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal itu menimbulkan anggapan bahwa sarjana telah mengambil lapangan kerja lulusan SMK.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Sumarna F Abdurahman mengatakan, sistem perekrutan di Indonesia belum berbasis kompetensi, sehingga persyaratan saat rekrutmen masih berdasarkan degree atau gelar.

“Sehingga jika ada suatu posisi atau lowongan, yang ditentukan misalnya minimal lulusan SMK. Karena itu, lulusan perguruan tinggi juga ikut mendaftar,” ujarnya baru-baru ini di Kemdikbud, Jakarta.

Dengan perekrutan yang belum berdasar kompetensi, ungkap Sumarna, maka tidak ada parameter yang digunakan, sehingga perusahaan akhirnya memilih yang sarjana dengan gaji di tingkat SMK.

“Oleh karena itu, yang dibutuhkan yakni membangun sistem. Dalam berbagai rapat sudah dibicarakan program three in one bagi lulusan SMK, yaitu pendidikan atau pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja,” tuturnya.

Sumarna menambahkan, jika perekrutan sudah berbasis kopetensi, maka diharapkan fenomena sarjana mengambil lahan pekerjaan lulusan SMK tidak terjadi lagi.

“Dengan pembangunan sistem dan peningkatan kualitas, nantinya tidak melihat dari sisi supply lagi, tetapi dari demand. Mendorong industri untuk ikut dari mulai awal sampai akhir,” tukasnya.

Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pertambahan lulusan baru dari perguruan tinggi atau fresh graduate di Indonesia mencapai lebih dari 1.000.000 jiwa setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, sebagian besarnya telah mulai menjalani transisi memasuki dunia kerja.

Bagi praktisi HR, merekrut fresh graduate adalah suatu tantangan tersendiri dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Dengan strategi yang tepat dan persiapan yang memadai, praktisi HR dapat memaksimalkan potensi mereka.

Fresh graduate atau lulusan baru dikenal memiliki beberapa karakteristik positif yang membedakan mereka dari rekan kerjanya, seperti mudah beradaptasi ketika menggunakan teknologi terbaru, punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan terbuka menerima masukan.

Karakteristik inilah yang menarik banyak perusahaan untuk mengadakan program trainee atau graduate program yang khusus ditujukan untuk lulusan baru. Program ini dirancang untuk membidik talenta fresh graduate yang memiliki potensi di atas rata-rata. Melalui bimbingan dan pelatihan yang diberikan dalam program ini, mereka berkesempatan menjalankan akselerasi karier untuk dapat langsung menempati posisi manajemen dan berkontribusi lebih kepada perusahaan.

Akan tetapi, tidak semua perusahaan bersedia untuk merekrut fresh graduate karena berbagai pertimbangan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan fresh graduate di dunia kerja.

Kelebihan Merekrut Fresh Graduate

1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Mengutip riset NEW dan Deloitte tentang Gen Z, atau generasi yang mendominasi lulusan baru perguruan tinggi dalam dua tahun terakhir, gaji dan fasilitas bukanlah satu-satunya prioritas mereka dalam mencari pekerjaan. Pekerjaan yang menarik dan menawarkan pengalaman baru bagi mereka menjadi prioritas utama mereka dibandingkan pekerjaan yang menawarkan kompensasi yang lebih besar, namun memiliki job description yang kurang menarik.

Oleh karena itu, sebagian besar karyawan fresh graduates dikenal memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pengalaman dan pengetahuan baru bagi mereka adalah hal-hal yang sama menariknya dengan kompensasi dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan.

2. Ingin selalu berkembang dan terus belajar

Selain keingintahuan mereka yang tinggi, fresh graduate juga memiliki keinginan untuk belajar yang juga tinggi. Karena pengalaman yang mereka miliki di dunia kerja masih minim, prioritas utama mereka dalam bekerja adalah untuk terus berkembang dan mempelajari hal-hal baru. Umumnya, lulusan baru lebih terbuka untuk mengeksplorasi minat dan kemampuan mereka dibandingkan karyawan yang telah bekerja lebih dari setahun.

Riset Lovell Corporation tentang generasi Millennial dan Gen Z di tempat kerja menunjukkan bahwa kedua generasi ini sama-sama memprioritaskan pekerjaan yang menarik dan continuous learning ketika memilih tempat untuk bekerja. Mengingat lulusan baru dalam tahun-tahun terakhir ini diisi oleh kedua generasi tersebut, tidak mengherankan bahwa keinginan mereka untuk belajar cukup tinggi.

Selain itu, lulusan baru saat ini juga sangat menghargai pendidikan. Mengutip riset NEW dan Deloitte, Gen Z menjadi generasi yang paling memprioritaskan pendidikan tinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Jika diberikan sumber dan fasilitas yang memadai untuk belajar, perusahaan akan memperoleh manfaat yang banyak dari karyawan fresh graduates. Tanpa perlu mendorong mereka untuk mengikuti berbagai program training dan workshop, rasa ingin tahu dan keinginan mereka untuk belajar akan mendorong mereka untuk terus mengembangkan skill yang mereka miliki dan menambah skill pendukung.

3. Sumber ide-ide baru dan inovasi

Fresh graduate juga dikenal sebagai pemantik inovasi di perusahaan. Karena mereka terbilang baru dalam industri, mereka dapat membawa perspektif segar yang mendukung berjalannya pembaruan-pembaruan dalam perusahaan. Program-program trainee yang dibuat oleh perusahaan seringkali dirancang untuk dapat memaksimalkan potensi ini dari lulusan baru.

“Dari sisi teknologi, mereka [fresh graduate] kalau ada assignment… setidaknya di konteks di tempat saya, ada assignment dan diberikan guideline, mereka benar-benar researching effortnya luar biasa. Ada inisiatif-inisiatif yang mereka come up dengan satu konsep, framework yang luar biasa karena mereka studi, benar-benar studi. Mereka cari di jurnal, cari di textbook, dan itu jadi referensi mereka untuk come up dengan ide dan proposal. Dan saya pikir pola seperti itu sangat bagus.”
– Miftahudin Amin, EVP & Chief HR Officer PT Paragon Technology & Innovation

Dengan pengembangan dan fasilitas yang optimal, karakteristik ini dapat mendukung perusahaan agar tetap kompetitif dan bisa dengan cepat mengenali peluang-peluang untuk berinovasi.

Kekurangan Merekrut Fresh Graduate

1. Perlu waktu untuk dapat beradaptasi ke dunia kerja

Karena mereka baru saja terjun ke dunia kerja, tentunya mereka juga membutuhkan waktu untuk bisa beradaptasi. Dikutip dari riset Harvard Business Review, tantangan terbesar fresh graduate untuk bisa beradaptasi di dunia kerja adalah terkait umpan balik, hubungan interpersonal, dan akuntabilitas.

Sebagian besar dari responden riset Harvard Business Review mengaku membutuhkan waktu lama untuk bisa beradaptasi di dunia kerja. Umpan balik yang kurang konsisten dan seringkali sulit dipahami, hubungan profesional yang berbeda dengan hubungan personal semasa kuliah, dan tanggung jawab yang besar terhadap tim dan perusahaan menjadi masalah terbesar mereka ketika perlu beradaptasi.

“Yang pertama harus dipersiapkan adalah mental mereka [fresh graduate] ketika masuk dunia kerja. Istilahnya, dunia tidak seindah impiannya dia. Kalau diibaratkan dengan melihat foto-foto tentang tempat wisata di Nat Geo atau di postcard, pasti yang ditampilkan hanya yang bagus-bagusnya. Ketika tiba di tempat, realitanya adalah bayarnya mahal, mau berfoto pun ada banyak orang. Kedua, kesiapannya untuk agile thinking. Yaitu adaptasi, adjust terus ke situasi dan lingkungan yang dia hadapi.”

Suryantoro Waluyo, HR Director Standard Chartered Bank Indonesia

Akan tetapi, hal ini tidak berarti fresh graduate tidak dapat beradaptasi sama sekali di dunia kerja. Dengan pengenalan yang cukup melalui magang dan bimbingan selama proses onboarding, mereka dapat mengatasi sebagian besar dari kesulitan mereka selama beradaptasi.

2. Loyalitas pada perusahaan cenderung rendah

Kecenderungan mereka untuk berpindah-pindah juga menjadi salah satu kekhawatiran praktisi HR ketika akan merekrut fresh graduate. Pasalnya, masih banyak dari mereka yang belum benar-benar mengenali letak minat dan kemampuan mereka dalam pekerjaan, sehingga mereka cenderung mengutamakan eksplorasi dibanding menetap di satu tempat.

“…mereka [fresh graduate] juga harus sadar bahwa semuanya berproses. Semuanya ada waktunya, jangan juga tidak bersabar sehingga mereka juga akhirnya nggak betah. Kadang-kadang mereka akhirnya pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan begitu cepatnya. Jika mereka bisa melihat bigger picturenya, purposeful work, pasti mereka juga akan enjoy. Karena anak-anak sekarang kan tidak hanya uang saja, mereka juga ingin melihat the reason whynya, kenapa mereka melakukan sesuatu, impactnya ke orang lain, ke lingkungan sekitar.”
– Miftahudin Amin, EVP & Chief HR Officer PT Paragon Technology & Innovation

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan bisa memanfaatkan keterbukaan fresh graduate dalam mempelajari hal baru. Ketika mereka merasa kurang cocok dengan posisi yang mereka isi, berikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi posisi lain dalam perusahaan dan mempelajari skill baru.

Fokuskan juga pada dampak dari pekerjaan yang mereka lakukan. Ketika mereka memahami makna dan dampak dari pekerjaan mereka, mereka cenderung akan lebih menghargai apa yang mereka lakukan.

3. Belum memiliki pengalaman kerja yang relevan dan memadai

Hal ini menjadi tantangan yang khas bagi praktisi HR ketika merekrut fresh graduate. Tidak seperti mereka yang sudah berpengalaman, seringkali lebih sulit bagi HR untuk menilai potensi yang dimiliki fresh graduate karena minimnya pengalaman mereka dalam konteks pekerjaan. CV mereka pun biasanya hanya diisi kegiatan magang yang terbatas dan pengalaman organisasi.

Baca juga: Temukan ‘Hidden Talents’ dengan Menggunakan Assessment!

Meskipun demikian, fresh graduate tetap memiliki potensi yang sama besarnya dengan karyawan yang sudah berpengalaman. Agar bisa memaksimalkan potensi yang mereka miliki, program magang atau apprenticeship bisa jadi pilihan bagi perusahaan. Praktisi HR juga perlu untuk fokus pada apa kompetensi yang mereka miliki, dan bukan pada pengalaman kerja semata. Dengan metode seleksi yang tepat seperti asesmen, praktisi HR bisa mengungkap hidden talents mereka tanpa berfokus terlalu banyak pada pengalaman dan riwayat bekerja.

Merekrut fresh graduate bisa menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi HR. Oleh karenanya, penting sekali bagi HR untuk mengenali strategi yang paling tepat untuk dapat menggali dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Untuk bisa merekrut fresh graduate dengan kompetensi yang terbaik untuk perusahaan Anda, pastikan Anda memiliki talent pool yang tepat. Talentics dapat menghubungkan Anda dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui campus network Rencanamu dan menjadi solusi terbaik untuk early talent recruitment di perusahaan Anda.

https://www.instagram.com/p/Cs5Mnm4Spz3/?igshid=MTc4MmM1YmI2Ng==

Kategori
Business Filosofi Ilmiah Innovation Kampus Kerja Kuliah Manajemen Pendidikan Telematika Tokoh Universitas

Linieritas Pendidikan: Ketika mereka mengatakan jurusan Anda adalah masalah

Pernahkah Anda mendengar skandal terbaru tentang Equifax? Tidak puas kehilangan informasi sensitif dan identitas pribadi dari 143 juta orang, perusahaan itu juga memiliki keberanian untuk mempekerjakan Susan Mauldin, jurusan musik dan komposisi dari University of Georgia – dan seorang wanita – sebagai Chief Security Officer. Tidak heran perusahaan akan masuk neraka dalam keranjang tangan saham!

Itu adalah hari sebagai salah satu pelanggaran data terbesar di AS tahun 2017 dan mungkin titik balik dalam percakapan lama tentang perlunya perlindungan privasi data yang kuat. Ini terjadi di negara yang sering terlihat cocok untuk membuang ide seperti itu. Jelas, apa yang menjengkelkan perusahaan terbesar kita adalah kelebihan jurusan musik, seni, dan humaniora dalam peran keamanan informasi teratas, bukan? Lagi pula, tidak kurang dari Sejarawan, Kolumnis dan Konsultan Keuangan Chartered Brett Arends dari MarketWatch mengatakan demikian:

“Ketika Kongres mengundang CEO Equifax Richard Smith untuk memarahinya, itu bisa dimulai dengan menanyakan mengapa dia menempatkan seseorang dengan gelar di bidang musik untuk bertanggung jawab atas keamanan data perusahaan.”

Kata-kata yang kuat, Brett. Terutama datang dari seorang pria tanpa gelar profesional dalam profesi yang dipilihnya. Tentu saja, bukan hal yang aneh jika jurnalis tidak mengambil jurusan jurnalistik. Faktanya, itu sangat umum sehingga tidak ada gunanya membicarakannya.

Apakah Tuan Arends mengetahuinya atau tidak, hal yang sama berlaku untuk ruang keamanan informasi, di mana jalur karier yang bengkok adalah norma, bukan pengecualian. Beberapa contoh? Kepala Petugas Keamanan Microsoft, Michael Howard? Dia memegang gelar Bachelor of Science dari San Jose State University di Peradilan Pidana. Chief Information Security Officer Ford Motor Company Derek Benz? Dia Jurusan Sejarah dari Hillsdale College dan dia memiliki gelar MBA di Global Finance dari Columbia Business School. CISO Jamil Farshchi dari Home Depot memiliki tiga gelar – tidak satupun dari mereka dalam ilmu komputer atau teknik. Salah satu peretas paling terkenal di industri keamanan informasi, Peiter Zatko (alias “Mudge”) dari BBN dan, baru-baru ini bergabung di DARPA adalah lulusan Berklee School of Music.

Dan mereka adalah orang-orang yang memiliki gelar. Saya bahkan tidak tahu di mana CISO Wal-Mart, Kerry Kilker mengenyam pendidikannya, tetapi saya tahu dia telah bekerja di perusahaan selama lebih dari 30 tahun setelah memulai sebagai Pemrogram Aplikasi Sistem Informasi pada tahun 1985. cara sekitar operasi TI Wal-Mart cukup baik, bukan?

“Begitu banyak dari kita dalam keamanan telah bekerja dengan cara kita sendiri dan mencakar jalan kita dan kita berdiri di atas pengalaman yang kita miliki dan membangun pengalaman orang lain,” catat pakar keamanan Chris Roberts (@sidragon1) kepada saya. “Alam yang telah kami buat selama 20+ tahun terakhir ini baru saja mendapatkan sertifikasi dan sebagian besar dari kami memiliki bekas luka dan memar dari pengalaman bertahun-tahun yang bisa dibilang sama pentingnya jika tidak lebih dalam beberapa kasus.”

Ibu Mauldin pasti cocok dengan cetakan itu. Dia telah lama menjalankan tugas di Hewlett-Packard dan First Data Corp sebelum bergabung dengan Equifax – poin yang diakui Mr. Arendt dalam artikelnya, sebelum membuang kebenaran yang tidak menyenangkan itu. Memang, menarik untuk dicatat bahwa kemarahan atas Mauldin secara nyata melompati atasan prianya, CIO David Webb, yang jurusan sarjananya adalah bahasa Rusia dan hanya sedikit yang dibicarakan.

Susan Mauldin, yang pensiun sebagai Chief Security Officer Equifax, mendapat kecaman karena gelar sarjana dan pascasarjana musiknya. Tapi apakah itu benar-benar masalahnya?
Jadi mengapa kritik tentang kualifikasi CSO Equifax? Apa perbedaan antara orang-orang yang saya beri nama dan Susan Mauldin?

Nah, jelas fakta bahwa perusahaannya menjadi korban pembobolan data, bukan? Salah. Grant Bourzikas adalah CISO di Scottrade selama periode ketika perusahaan diretas dan catatan 4,6 juta pelanggan terungkap. Grant memiliki gelar Sarjana Akuntansi dari University of Missouri, St. Louis dan tidak memiliki gelar ilmu komputer atau teknik. Saya tidak ingat kredensialnya menjadi bahan perdebatan atau kemarahan. Dia telah pindah dan sekarang menjadi CISO di perusahaan keamanan McAfee.

Mungkin itu ukuran pelanggarannya? Tidak. Bob Lord adalah Chief Information Security Officer di Yahoo!, yang membocorkan informasi sensitif tentang 500 juta orang dalam peretasan yang terjadi sebelum kedatangannya di perusahaan, tetapi juga bertahan selama masa jabatannya. Bob memiliki gelar Ilmu Politik dari University of Chicago, tetapi entah bagaimana kualifikasinya untuk pekerjaan itu tidak pernah menjadi topik pembicaraan. Tak perlu dikatakan, Mrs. Mauldin tidak mendapatkan kelembutan yang sama.

Baiklah kalau begitu. Mungkin beratnya pelanggaran – Anda tahu: Nomor Jaminan Sosial dan peringkat kredit dan semacamnya? Salah lagi. Roy Mellinger telah mempertahankan pekerjaannya sebagai CISO di Lagu Kebangsaan meskipun perusahaan itu menjadi korban pelanggaran besar-besaran oleh aktor negara-bangsa yang menyerahkan catatan medis terperinci tentang puluhan juta orang Amerika. Tetap saja, saya belum pernah mendengar troll di Reddit menabuh drum atas masa jabatan Mr. Mellinger yang berkelanjutan di firma. Bahkan, dia baru-baru ini dinobatkan sebagai Eksekutif Keamanan Informasi Tahun Ini!

Tetapi hal-hal berbeda ketika Anda mengambil jurusan musik. Atau haruskah saya katakan, mereka berbeda ketika Anda seorang wanita jurusan musik dalam industri yang tampaknya sering tidak menginginkan wanita di sekitar, kecuali jika itu adalah objek keinginan, atau pelayan dan ibu yang dipanggil untuk kekanak-kanakan (tetapi secara teknis mahir) insinyur laki-laki. Hal ini terutama terjadi pada industri keamanan informasi, di mana hanya sekitar 1 dari 10 profesional adalah wanita.

Anda akan sangat sulit untuk menemukan diskusi tentang hak seorang eksekutif keamanan laki-laki untuk menduduki posisi yang dia tempati, tidak peduli kualifikasinya untuk pekerjaan itu atau apa yang terjadi selama masa jabatannya. Pembicaraan semacam itu diperuntukkan bagi wanita yang tidak beruntung berada dalam posisi otoritas ketika hal-hal buruk terjadi.

Standar ganda itu ada di mana-mana dalam kemarahan palsu tentang Ny. Mauldin. Sebelum artikel Mr. Arend di MarketWatch, ceritanya sebagian besar menjadi umpan untuk blog konservatif seperti Gateway Pundit di mana komentar pembaca sering menuduh bahwa perekrutan Mauldin adalah ekspresi preferensi berbasis gender dan kebenaran politik. Ada juga (tentu saja) utas di Reddit, di mana komentar meluncur dengan cepat ke misogini yang terbuka dan mendalam. Singkatnya: berbicara tentang gelar musik Susan Mauldin adalah cara yang dapat diterima secara sosial bagi laki-laki (dan mereka hampir semuanya laki-laki) untuk curhat tentang perempuan yang mereka rasa tidak cocok di tempat kerja mereka – terutama bukan dalam peran senior. Kebenaran itu tidak bisa dihindari.

Ini bukan tentang konsekuensi. Terlepas dari apa yang terjadi pada CISO pria setelah pelanggaran profil tinggi (banyak yang akhirnya mengundurkan diri dan menemukan posisi lain), Anda akan sangat sulit untuk menemukan diskusi tentang hak eksekutif keamanan pria untuk menduduki posisi yang didudukinya, tidak peduli kualifikasinya masuk ke pekerjaan atau apa yang terjadi selama masa jabatannya.

Ini bukan tentang konsekuensi. Terlepas dari apa yang terjadi pada CISO pria setelah pelanggaran profil tinggi (banyak yang akhirnya mengundurkan diri dan menemukan posisi lain), Anda akan sangat sulit untuk menemukan diskusi tentang hak eksekutif keamanan pria untuk menduduki posisi yang didudukinya, tidak peduli kualifikasinya masuk ke pekerjaan atau apa yang terjadi selama masa jabatannya. Pembicaraan semacam itu diperuntukkan bagi wanita yang tidak beruntung berada dalam posisi otoritas ketika hal-hal buruk terjadi.

Jadi di mana tempat yang tepat untuk memfokuskan kemarahan kita? Bagaimana dengan organisasi yang mempekerjakannya dan siapa yang menciptakan kondisi di mana insiden ini terjadi. Deidre Diamond dari firma kepegawaian keamanan CyberSN mencatat bahwa Equifax memiliki 17 lowongan pekerjaan terbuka (tidak terisi) untuk keamanan informasi, yang menunjukkan bahwa tim keamanan organisasi sangat kekurangan staf.


“Hal pertama yang saya pikirkan adalah apa yang saya lihat setiap hari yang kekurangan staf keamanan,” kata Diamond. Itu bukan untuk membebaskan Mauldin dari tanggung jawabnya. “Melewatkan kerentanan (10 tingkat keparahan) adalah kelalaian – pasti,” katanya. Tapi itu untuk menyampaikan apa yang terjadi dengan cara yang lebih simpatik dan tidak berpusat pada orang CSO atau resumenya. “Ketika Anda melihat organisasi seperti ini dan Anda melihat 17 peran di situs web mereka, saya berpikir ‘itu adalah organisasi yang benar-benar kekurangan staf dan itulah mengapa 10 kerentanan teratas terlewatkan, bukan gelar.’”

Harus dikatakan bahwa banyak, banyak profesional teknologi informasi dan profesional keamanan dari kedua jenis kelamin telah menggunakan media sosial dan di tempat lain untuk mempertahankan keragaman di tempat kerja. Banyak komentar di situs industri teknologi seperti Slashdot menawarkan sebagian besar dukungan dan banyak anekdot untuk gagasan bahwa derajat dan latar belakang yang beragam dapat menghasilkan profesional keamanan yang sangat baik (juga: banyak permainan kata musik).

“Menilai *siapapun* sebagai memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat hanya dengan menggunakan satu titik data adalah naif,” Tweeted Zatko pada hari Jumat.

BENAR. Tapi diskusi itu tidak tepat sasaran – dan kekuatan di balik kata-kata kasar yang diarahkan pada Ms. Mauldin. Ini bukan tentang apa yang dia pelajari – atau bahkan apa yang dia lakukan. Ini tentang siapa dia: seorang wanita.

Kategori
Ilmiah Kebijakan Kerja Kuliah Lecture Mahasiswa Manajemen Pemikiran Pendidikan

Pentingkah Latar Belakang Pendidikan Tinggi Anda?

Hal yang paling penting dalam mendapatkan pekerjaan adalah perdebatan yang sudah ada sejak lamanya pendidikan tinggi itu sendiri. Apakah gelar yang lebih tinggi itu bisa membantu Anda, atau apakah pengalaman kerja Anda di masa lalu lebih berarti? Dan selain sekedar mendapatkan pekerjaan, akankah pengalaman atau pendidikan Anda memberikan manfaat yang lebih baik bagi Anda dalam hal tetap bekerja, mengembangkan karier, dan mendapatkan penghidupan yang baik selama beberapa dekade mendatang?

Saya sendiri mempunyai 3 background Academic (S1 IT, S2 Business & S3 Education)😊 9 Background pekerjaan Penta Helix (Academic, Business, Government, Media & Community) mulai dari Bidang Penerbangan MNA, Dosen Teknik STT Telkom (a.k.a Telkom University), Telekomunikasi AT&T (American Telephone & Telegraph), Infrastruktur IT Ariawest-US West/Divre 3 Telkom, Datacenter/Network Services Global Hostnet/M-Web South Africa , Teknologi Seluler Motorola, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Dosen Teknik Informatika Widyatama, e-Learning/Blended Learning/Corpu Comlabs ITB & LMS (Learning Management System) Dataquest Leverage Indonesia 😁

Dalam artikel ini, kita akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan penelitian, data, dan survei.

HAL-HAL YANG UTAMA
1. Pencapaian pendidikan dan pendapatan berkorelasi erat, dengan gelar yang lebih tinggi biasanya menghasilkan gaji yang lebih tinggi.
2. Pekerja yang berpendidikan lebih baik juga memiliki tingkat pengangguran yang lebih rendah.
3. Pendidikan tinggi sangat penting bagi orang-orang di awal karir mereka. Seiring berjalannya waktu, pengalaman kerja dan perolehan keterampilan baru dapat menambah bobot.

Pengalaman Kerja vs. Pendidikan: Suatu Tinjauan
Argumen yang mendukung pendidikan tinggi versus pengalaman kerja (dan sebaliknya) beragam, namun beberapa argumen utamanya seperti ini:

Memperoleh pendidikan tinggi hanya membuktikan bahwa Anda bisa sukses di bidang akademis, bukan dalam situasi kerja di dunia nyata. Keberhasilan dalam pekerjaan sebenarnya memberi tahu calon pemberi kerja lebih banyak tentang apa yang Anda tawarkan.
Pengalaman kerja bisa membuat Anda cocok untuk pekerjaan tertentu saat ini, namun tanpa pendidikan tinggi, Anda mungkin kekurangan keterampilan yang penting untuk kemajuan di masa depan.
Gelar dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki pengetahuan khusus atau keterampilan teknis yang dicari perusahaan dan dapat ditransfer ke tempat kerja dengan pelatihan kerja minimal.

Perpaduan ideal antara pendidikan dan pengalaman dapat bervariasi dari satu bidang ke bidang lainnya. Meskipun gelar sarjana penting untuk beberapa pekerjaan, gelar tersebut mungkin tidak begitu berguna di pekerjaan lain.

Nilai Pengalaman Kerja
Jika Anda lulusan baru, gelar baru Anda mungkin berfungsi sebagai bukti bahwa Anda telah memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan tingkat pemula di bidang pilihan Anda. Calon pemberi kerja cenderung melihat Anda sebagai seseorang yang bisa mendapatkan informasi dengan cepat, hanya membutuhkan sedikit pelatihan di tempat kerja, sehingga merugikan waktu dan uang pemberi kerja.

Pengalaman kerja apa pun yang Anda peroleh selama ini juga dapat membantu, baik itu dalam bentuk magang di bidang Anda atau sekadar pekerjaan untuk membayar tagihan. Seperti yang dicatat oleh George D. Kuh dalam “The Chronicle of Higher Education”, beberapa “penelitian menunjukkan bahwa bekerja selama kuliah berkaitan dengan perolehan keterampilan yang disukai perusahaan seperti kerja tim dan manajemen waktu.” Pekerjaan seperti itu, tambah Kuh, juga “membantu siswa melihat secara langsung nilai praktis dari pembelajaran di kelas dengan menerapkannya dalam kehidupan nyata—yang, selain itu, sering kali membantu memperjelas aspirasi karir mereka.”

Di sisi lain, jika Anda memperoleh gelar Anda 15 atau 20 tahun yang lalu, khususnya di bidang teknologi, hal itu hampir tidak relevan lagi sekarang—setidaknya sebagai bukti atas apa yang Anda tawarkan kepada pemberi kerja saat ini. Anda harus menunjukkan kepada calon pemberi kerja bahwa Anda terus belajar, mengikuti tren industri, dan memperoleh keterampilan baru apa pun yang dibutuhkan oleh pemberi kerja. Pendidikan lebih lanjut, seperti berpartisipasi dalam program sertifikat yang relevan, juga dapat membantu.

Nilai Pendidikan
Pendidikan yang lebih tinggi sering kali menghasilkan stabilitas pekerjaan dan gaji yang lebih baik. Tema umum penelitian Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) mengenai peluang kerja adalah bahwa mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi biasanya memperoleh penghasilan lebih tinggi dan mengalami tingkat pengangguran lebih rendah.

Data dari BLS mengungkapkan bahwa pekerja dengan gelar profesional atau doktoral pada tahun 2021 memiliki pendapatan mingguan median tertinggi ($1,924 dan $1,909, masing-masing), diikuti oleh mereka yang memiliki gelar master ($1,574), gelar sarjana ($1,334), dan gelar associate ($963). Di urutan terbawah adalah pekerja tanpa ijazah sekolah menengah atas ($626).

Pendidikan yang lebih tinggi juga sejalan dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah. Data menunjukkan bahwa masyarakat dengan gelar doktor atau profesi memiliki tingkat pengangguran sebesar 3,3% atau lebih rendah pada tahun 2021, tahun yang ditandai dengan pengangguran terkait COVID-19 dibandingkan dengan 8,3% pada mereka yang tidak memiliki ijazah sekolah menengah atas.

Pekerja dengan gelar sarjana memiliki penghasilan mingguan rata-rata sebesar $1,334 pada tahun 2021, dibandingkan dengan $809 untuk pekerja dengan ijazah sekolah menengah atas.

Memiliki gelar (atau beberapa gelar) di resume mereka juga dapat memberi pelamar pekerjaan keunggulan dalam mendapatkan pekerjaan, menurut survei. Laporan dari Association of American Colleges and Universities menemukan bahwa 82% eksekutif dan 75% manajer perekrutan yang disurvei “percaya bahwa sangat penting atau mutlak penting bagi individu saat ini untuk menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi.”

Banyak dari keterampilan yang mereka anggap paling penting tidak melibatkan kurikulum tertentu tetapi lebih berkaitan dengan jenis keterampilan lunak (soft skill) yang sering dikatakan diberikan oleh perguruan tinggi. Sebagai contoh, 90% manajer perekrutan menyebutkan kemampuan untuk “berkomunikasi secara efektif secara lisan” sebagai hal yang sangat penting, dan 87% mengatakan hal yang sama tentang kemampuan untuk “bekerja secara efektif dalam tim.”

Tentu saja ada pengorbanannya. Perguruan tinggi itu mahal, dan semakin banyak tahun yang Anda habiskan untuk mendapatkan gelar, semakin sedikit tahun Anda akan bekerja dan menghasilkan uang. Memperoleh gelar sarjana atau gelar yang lebih tinggi juga bisa berarti menanggung utang mahasiswa sebesar ribuan dolar, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk dilunasi setelah Anda memulai karier—serta memengaruhi keputusan hidup lainnya, seperti membeli rumah, menikah, atau membina keluarga.

Apakah Pengusaha Lebih Memilih Pengalaman atau Pendidikan?
Itu tergantung pada jenis pekerjaan dan preferensi orang yang mempekerjakan. Survei selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan menghargai pendidikan tinggi. Namun, pengalaman juga dapat memainkan peran penting dalam memutuskan siapa yang akan diberi pekerjaan atau promosi.

Beberapa profesi menuntut tingkat pendidikan tinggi tertentu sebagai persyaratan masuk. Lainnya, seperti pekerjaan di bidang penjualan, cenderung lebih menghargai hasil dan pengalaman kerja.

Bisakah Pendidikan Menggantikan Pengalaman?
Dalam beberapa kasus, ya. Penyelesaian kursus yang relevan dapat dipandang oleh pemberi kerja sebagai setara dengan pengalaman kerja sebenarnya. Jika kursus tersebut sangat dihargai, mungkin akan dinilai lebih tinggi daripada waktu yang dihabiskan di lapangan.

Apakah Gelar Sarjana Bernilai?
Itu tergantung pada apa yang Anda rencanakan untuk dipelajari dan apa persyaratan masuk untuk profesi pilihan Anda. Dalam banyak profesi, gelar dari sekolah yang bagus akan membantu Anda mendapatkan kesempatan dan naik pangkat. Perguruan tinggi itu mahal, dan mungkin tidak selalu diperlukan.

Perlu digaris-bawahi
Dalam jangka panjang, manfaat pendidikan tinggi sulit untuk disangkal. Dalam studi AACU, 88% eksekutif dan 85% manajer perekrutan yang disurvei mengatakan mereka menganggap uang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gelar sarjana pasti atau mungkin sepadan.

Idealnya, Anda sebagai calon pencari kerja, dapat menunjukkan kepada calon pemberi kerja bahwa Anda memiliki pendidikan dan pengalaman yang diperlukan untuk unggul dalam bidang pekerjaan yang Anda pilih. Campuran tersebut dapat bervariasi dari satu bidang ke bidang lainnya dan mungkin tidak memerlukan gelar yang lebih tinggi daripada, katakanlah, gelar sarjana.

Kategori
Business Dosen Filosofi Kampus Kamu Muda Kerja Kuliah Mahasiswa Pribadi Wirausaha

Kuliah Sambil Bekerja: Sebuah Dosa atau Jalan Pedang Menuju Kesuksesan

Mahasiswa yang kuliah sambil kerja adalah sosok yang patut diacungi jempol karena memiliki tekad yang kuat untuk mengejar cita-cita dan meraih kesuksesan di masa depan. Kehidupan mahasiswa yang diwarnai oleh tugas kuliah dan pekerjaan dapat menjadi sangat melelahkan dan menantang, namun di sisi lain, dapat memberikan banyak manfaat.

Salah satu manfaat utama dari kuliah sambil kerja adalah keuangan yang stabil. Mahasiswa yang bekerja selama kuliah dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar biaya kuliah dan mengurangi beban finansial yang diberikan kepada keluarga. Selain itu, bekerja selama kuliah juga dapat memberikan pengalaman dan keterampilan yang berharga yang dapat digunakan di masa depan. Pengalaman bekerja ini dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh wawasan industri dan mencari tahu lebih banyak tentang apa yang diharapkan di dalam dunia kerja.

Namun, tidak mudah untuk menyeimbangkan antara tugas kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa yang kuliah sambil kerja mungkin perlu memutar otak untuk mengatur waktu dengan baik dan memastikan tugas kuliah selesai tepat waktu. Mereka juga harus memastikan bahwa mereka tetap produktif di tempat kerja dan melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Ini dapat menjadi tantangan yang besar, tetapi jika dilakukan dengan benar, mahasiswa yang kuliah sambil kerja dapat menghasilkan keuntungan besar pula.

Meskipun kuliah sambil bekerja bisa menjadi sebuah tantangan yang besar bagi mahasiswa, namun hal ini bukan berarti tidak mungkin untuk diatasi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa yang kuliah sambil bekerja:

1. Membuat jadwal yang efektif
Buat jadwal yang realistis yang mempertimbangkan waktu kerja dan kuliah, serta waktu untuk tugas, studi, dan istirahat. Selalu berusahalah untuk menyelesaikan tugas-tugas secepat mungkin agar tidak menumpuk.

2. Berkomunikasi dengan atasan
Jangan takut untuk membicarakan jadwal kuliah Anda dengan atasan Anda. Mungkin ada cara untuk menyesuaikan jadwal kerja Anda agar cocok dengan jadwal kuliah Anda. Pastikan untuk tetap profesional dan menunjukkan bahwa Anda masih akan menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Fokus pada tujuan jangka panjan
Ingatlah mengapa Anda memilih untuk kuliah sambil bekerja dan jangan lupa untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang Anda. Ini akan membantu Anda untuk tetap termotivasi dan mengatasi tantangan yang mungkin Anda hadapi.

4. Mencari bantuan jika diperlukan
Jangan takut untuk meminta bantuan jika Anda merasa kesulitan mengatur waktu atau menyelesaikan tugas. Ada banyak sumber daya di kampus seperti konselor akademik, tutor, dan kelompok studi yang dapat membantu Anda.

5. Mencari pekerjaan yang sesuai
Jika memungkinkan, carilah pekerjaan yang lebih fleksibel yang dapat menyesuaikan jadwal kerja Anda dengan jadwal kuliah Anda. Jika Anda merasa terlalu sulit untuk menjaga keseimbangan antara kuliah dan pekerjaan, pertimbangkan untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan jadwal kuliah Anda.

Mengatur waktu dengan bijak

Saat bekerja dan kuliah, waktu adalah aset yang berharga. Manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan melakukan tugas-tugas baik itu tugas kuliah maupun tanggung jawab pekerjaan. Tentukan skala prioritas dan jangan sampai menunda-nunda pekerjaan.

Kuliah sudah berpenghasilan Jutaan Rupiah, Siapa Takut !

“Terkadang dalam tiga hari saya hanya tidur satu jam” demikian perbincangan APTIKOMNews dengan Rizka Reza Pahlevi, mahasiswa semester 7 Telkom University seusai menyampaikan materi tentang IoT (Internet of Things) pada acara seminar Expo Rasio Technology ke-1 di BCP Bekasi.

Ketika di tanya, berapa penghasilan dalam sebulan dan bagaimana cara memperoleh penghasilan tersebut, Rizka menjawab “penghasilan saya per minggu, kadang bisa dapat 2 juta, kadang 1,5 juta, saya menjual komponen IoT ke komunitas IoT yang sudah lama di bangun jejaringnya serta ke laboratorium elektro di kampus-kampus. Ketika ada order masuk via gadget dari komunitas IoT dan Laboratorium untuk praktek atau membuat rangkaian IoT maka saya tinggal hubungi grosir link saya yang langsung ambil dari pabriknya di China”.

Masih mahasiswa akan tetapi sudah memiliki penghasilan adalah style para mahasiswa era generasi Z yang akrab dengan dunia .NET. Fakta tentang mahasiswa yang kuliah tetapi biaya kuliahnya tidak pernah meminta kepada orang tua sudah lazim dan jumlahnya semakin banyak. Beragam cara yang dapat di lakukan untuk memperoleh penghasilan sambil kuliah, contoh lain, sebut Fajar, memperoleh penghasilan dengan cara menyewakan motor untuk para mahasiswa di lingkungan kampusnya. “Saya punya 5 motor, setiap hari di sewakan, biasanya akan habis di sewa semua jika akhir pekan, lumayan dalam sebulan saya dapat mengantongi 3,5 sampai 4 juta”.

Seminar Expo Rasio Techno di gelar berkat kerjasama Rumah Singgah dan STMIK Bina Insani menghadirkan pembicara Dr. Dr.Widyo Winarso dari Ditjen Kelembagaan Kemenristekdikti, Dr. Djadja Sardjana dari ComLabs ITB, Ketua STMIK DCI Tasikmalaya, Dr. Firman Oktora,S.Si.,M.Pd. Ketua AGITIKNAS, Solikin,S.Si.,MT. Direktur Eksekutif APTIKOM yang juga Ketua STMIK Bina Insani, Lucky Mankey,SE.,M.Kom.Kepala SI, Web dan Infrastuktur APTIKOM, Yudi Permana, Dir.Anfo, dan Rizka Reza Pahlevi dari Komunitas IoT Mahasiswa Telkom University.

Berbicara penghasilan mahasiswa, kuliah sambil bisnis, di salah satu kampus tercatat ada 14 mahasiswa yang rata-rata penghasilan per bulanya di atas $1000 bahkan ada yang sampai $3855 atau sekitar 50 juta. Kuliah sudah berpenghasilan jutaan rupiah, siapa takut !.

Kategori
Business Innovation Kampus Karakter Kebijakan Kerja Lecture Manajemen Telematika Tokoh

Linieritas Kehidupan termasuk Pendidikan dan Pekerjaan; Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan

Setelah pelanggaran Equifax beberapa waktu lalu, sejumlah besar orang kehilangan akal setelah mengetahui bahwa salah satu eksekutif keamanan informasi yang baru digulingkan memiliki gelar dalam komposisi musik. Meskipun memiliki pengalaman 14 tahun sebagai profesional keamanan di perusahaan lain termasuk Hewlett Packard, Susan Mauldin diejek dan diseret secara online karena menjadi “perekrut keragaman” yang “tidak memenuhi syarat” untuk pekerjaan itu.

Semua itu akan dibuktikan sangat, sangat, sangat salah dalam laporan mendalam dari organisasi infrastruktur internet Packet Clearing House bekerja sama dengan profesor Coye Cheshire di U.C. Sekolah Informasi Berkeley. Temuan mereka menunjukkan data yang menyimpulkan bahwa sebagian besar profesional infosec tidak memiliki gelar di bidang yang berhubungan dengan ilmu komputer. Terlebih lagi, laporan tersebut menunjukkan bahwa gelar adalah fitur yang paling tidak penting dari seorang praktisi yang kompeten dan program gelar adalah tempat yang paling tidak berguna untuk mempelajari keterampilan keamanan.

Bagian dari laporan sebelum publikasi November, berjudul “Keutuhan yang Terfragmentasi: Kerjasama dan Pembelajaran dalam Praktek Keamanan Informasi” dibagikan dengan Engadget. Ini menggabungkan survei, wawancara dan penelitian etnografi.

Peneliti utama proyek, Ashwin Mathew, memberi tahu kami melalui email, “Ada banyak hal yang harus kami salahkan pada Equifax, yang telah ditunjukkan oleh liputan lain, seperti kekurangan staf dan praktik buruk.”

Dia menambahkan:

CISO yang tidak memiliki gelar CS adalah pengalih perhatian terbaik dari masalah mendasar — dan sangat bermasalah fakta bahwa CISO adalah seorang wanita yang dipanggil untuk mempertahankan kualifikasinya di bidang yang didominasi oleh pria kulit putih, banyak di antaranya tidak memiliki gelar CS atau sertifikasi infosec.

Pertanyaan tentang kesesuaian Ms. Mauldin untuk posisi tersebut menjadi lensa bagi banyak orang – kebanyakan pria – untuk memfokuskan kemarahan mereka pada Equifax karena mungkin telah “menghancurkan” jutaan orang dengan satu tambalan (Patch) yang terlewatkan. Dan sejauh yang telah kami ketahui, itulah yang terjadi: Cacat di Apache Struts yang seharusnya diperbaiki pada bulan Maret menyebabkan pelanggaran besar pada bulan yang sama, yang baru diketahui pada tanggal 7 September.

Itu tidak semua, tentu saja. Tepat ketika kita mengetahui tentang pencurian informasi sensitif milik setidaknya 200 juta konsumen AS, serta informasi tentang beberapa orang Kanada dan hingga 400.000 penduduk Inggris, kita menemukan bahwa eksekutif Equifax menjual saham sebelum pelanggaran tersebut dipublikasikan. Saham Equifax anjlok 35 persen sejak pengungkapan pelanggarannya. Penjualan saham Equifax yang curang itu sekarang menjadi fokus penyelidikan kriminal oleh FBI bekerja sama dengan jaksa AS di Atlanta.

Selain FBI, jaksa agung di berbagai negara bagian telah mengumumkan penyelidikan formal. Secara kolektif, senator A.S. “menginginkan salinan semua pengujian penetrasi dan laporan audit Equifax oleh perusahaan keamanan siber luar,” menurut Bloomberg.

Untuk melengkapi semua ini, Equifax telah berperilaku buruk setelah pelanggaran tersebut. Situs webnya untuk membantu konsumen rusak, Equifax sendiri mengirim publik ke situs web yang salah yang merupakan situs phishing palsu yang dibuat oleh peretas topi putih (white hat hackers) dan perusahaan diam-diam menghapus aplikasinya dari Apple App dan Google Play Store.

Tetapi ketika diskusi yang didominasi laki-laki tentang infosec mendengar tentang gelar Ms. Mauldin di bidang musik, diputuskan bahwa dia adalah target yang cocok untuk kemarahan mereka, dengan kemarahan yang memang pantas untuk Equifax sebagai katalisator. Kebencian itu terlihat di Twitter, Reddit dan Slashdot dan diterbitkan oleh Brett Arends dari MarketWatch (seseorang dengan jurusan sejarah). Dia menulis,

“Ketika Kongres mengundang CEO Equifax Richard Smith untuk menanyainya, itu bisa dimulai dengan menanyakan mengapa dia menempatkan seseorang dengan gelar di bidang musik untuk bertanggung jawab atas keamanan data perusahaan.”

Dan kemudian mereka mungkin juga bertanya kepadanya apakah ada orang di perusahaan yang terlibat dalam upaya menutupi kurangnya kualifikasi pendidikan Susan Mauldin sejak pembobolan data diketahui publik.

Pemikiran ini mulai terlihat tidak memenuhi syarat, dan lebih buruk lagi, berdasarkan laporan Berkeley. Peneliti utama Mathew memberi tahu kami, “Saya berbicara dengan CISO (Chief of Security Information Officer) dan insinyur senior di perusahaan besar Silicon Valley yang memiliki dan tidak memiliki gelar.”

Dia menjelaskan bahwa di antara mereka yang memiliki gelar, mereka yang memiliki gelar di luar ilmu komputer lebih banyak daripada mereka yang bergelar CS. “Untuk banyak posisi yang mereka sewa (termasuk milik mereka sendiri), gelar bukanlah pertimbangan,” katanya. “Gelar pada umumnya penting hanya sebagai penanda karakter.”

Terlebih lagi, Mathew mengaku, “Seperti yang dikatakan beberapa orang yang diwawancarai kepada saya, memiliki gelar menunjukkan tingkat kegigihan dan ketabahan tertentu saat mengevaluasi posisi junior, dengan gelar yang menunjukkan bahwa seorang kandidat bersedia untuk duduk selama beberapa tahun kursus – tetapi subjek gelar tidak relevan. Banyak dari layanan online yang kami terima begitu saja dijamin oleh orang-orang yang tidak memiliki gelar atau yang gelarnya tidak ada di CS.”

Sejauh apa laporan itu akan memberi tahu kita tentang apa yang sebenarnya dimiliki oleh semua orang di infosec itu, Mr. Mathew memberi tahu Engadget:

“Responden menunjukkan beragam bidang studi dari ilmu “keras” seperti biologi, kimia dan fisika, hingga pertanian, bahasa, jurnalisme, sosiologi, dan sebagainya.”

Saya harap kita mengetahui apa yang terjadi dengan pelanggaran Equifax, tapi saya tidak menahan nafas. Mungkin Ms. Mauldin dan rekannya yang pensiun secara paksa adalah bagian dari rantai pengambilan keputusan yang menurunkan prioritas satu bidang, atau mungkin mereka hanya kambing hitam. Atau mungkin mereka adalah orang-orang yang menyewa tim pengujian penetrasi untuk mengaudit perusahaan tetapi tidak dapat membuat atasan mereka menganggap serius temuan audit — situasi yang sering terjadi hingga gila.

Lagi pula, menurut halaman LinkedIn pribadinya, Mauldin adalah direktur senior audit keamanan informasi dan kepatuhan untuk Hewlett Packard dari 2002-2007.

Singkatnya meninju bayi, sulit membayangkan kesalahan apa lagi yang dilakukan Equifax. Langit tampaknya menjadi batas di sini, dan Ms. Mauldin adalah bagian darinya. Jadi satu-satunya hal yang pasti adalah bahwa segala sesuatunya tidak akan menjadi lebih baik bagi siapa pun yang terlibat dengan Equifax, dulu atau sekarang. Terutama kita semua, yang tanpa sengaja menjadi korban Equifax.

Either way, kita semua harus menantikan “Keutuhan yang Terfragmentasi: Kerjasama dan Pembelajaran dalam Praktek Keamanan Informasi.” Itu diumumkan, dan dapat ditemukan, di halaman depan The Center for Long-Term Cybersecurity pada awal November 2017.

Negara bagian menuntut hukuman mati bagi kontraktor Clay County yang dituduh melakukan pembunuhan klien

Corey Binderim dituduh membunuh Susan Mauldin dan membuang jenazahnya di tempat pembuangan sampah

Staf, News4Jax

Dipublikasikan: 4 Mei 2021 pukul 17.26
Tag: Clay County, Duval County

JACKSONVILLE, Fla. – Kantor Kejaksaan Negeri akan meminta hukuman mati untuk Corey Binderim, kontraktor Clay County yang dituduh membunuh seorang klien, menurut pemberitahuan yang diajukan di pengadilan Selasa.

Binderim, 46, mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan perampokan atas hilangnya dan kematian Susan Mauldin, seorang wanita Pulau Fleming yang jasadnya ditemukan di tempat pembuangan akhir Georgia.

Mauldin, yang menurut pihak berwenang menyewa Binderim untuk melakukan beberapa pekerjaan renovasi di rumahnya, dilaporkan hilang pada Oktober 2019. Penyelidik menduga Binderim adalah orang terakhir yang melihat Mauldin dalam keadaan hidup.

Catatan pengadilan menunjukkan Binderim disewa untuk menyelesaikan sekitar $12.000 pekerjaan renovasi di rumah Mauldin sebelum dia menghilang. Dokumen yang dikeluarkan oleh jaksa mengatakan dia berulang kali tidak hadir untuk bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya.

Jenazah Mauldin ditemukan dari tempat pembuangan sampah Folkston, Georgia, sekitar tiga bulan setelah dia menghilang.

Menurut dokumen pengadilan, Binderim membeli beton dan tas konstruksi tugas berat pada 24 Oktober 2019, sehari sebelum Mauldin dilaporkan hilang. Dia juga dituduh membuang 300 pon material di tempat pembuangan sampah pada hari yang sama.

Binderim didakwa bulan lalu atas pembunuhan tingkat pertama, perampokan dengan penyerangan atau penyerangan dan tuduhan perusakan bukti.

Kategori
Anak Bandung Dataquest Dosen Filosofi Ibadah ITB Kampus Kebijakan Keluarga Kerja Kuliah Pribadi Sejarah Telekomunikasi Telkom University UPI Widyatama

Memutuskan mencapai Jenjang Pendidikan Tertinggi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam rangka Kecintaan kepada Orang Tua

Ketika saat itu memutuskan untuk melakukan perubahan implementasi mendasar pada people, process & technology dari pemahaman tentang keberhasilan selama ini dengan mencapai jenjang pendidikan tertinggi di UPI dalam rangka kecintaan kepada orang tua daripada ambisi pribadi padahal mereka tidak pernah meminta hal tersebut👍😊

Bahkan ayahanda yang seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) setelah saya lulus dengan Skripsi di bidang Avionics (Aviation Electronis / Elektronika Penerbangan) tidak pernah marah atau melarang ketika saya beberapa kali pindah kerja dari MNA (Merpati Nusantara Airlines) kemudian mengajar di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom, sekarang Fakultas Teknik Telkom University). Setelah berkutat Tri Darma Perguruan Tinggi di STT Telkom, kemudian berkarir di bidang Telekomunikasi AT&T (American Telephone & Telegraph yang berubah menjadi Lucent Technologies dan pernah ke Bell Labs sebagai pusat kompetensi terkemuka di dunia. Karena ada kesempatan bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika di Bandung, kemudian bekerja sebagai manajer IT Infrastructure di Ariawest International sebuah perusahaan KSO (Kerja Sama Operasi) dengan Telkom dengan tanggung jawab implementasi Infrastruktur TIK di Divre-3 Telkom.

Kemudian pindah sebagai Senior Manager Network Services di perusahaan internet Afrika Selatan Global Hostnet M-Web karena tertarik dengan perjuangan Nelson Mandela. Dilanjutkan bekerja sebagai Senior Manager Marketing, Project, Engineering dan Support di Motorola dengan lingkup pekerjaan di bidang Pemasaran, Proyek, Rekayasa dan Rantai Pasok serta pernah ditugaskan ke Pusat Industri Motorola di Swindon Inggris yang pernah dipakai tempat shooting film James Bond. Setelah itu bekerja sebagai Head of PMO (Program Management Office) di Sampoerna Telekom yang mengorkestrasi semua kegiatan Program atau Proyek di perusahaan tersebut.

Perjalanan karir selama kurang lebih 30 tahun belum berakhir dengan menjadi dosen Teknik Informatika di Universitas Widyatama dan pernah mengikuti Konferemsi Internasional di San Beda University, Manila – Filipina. Pada waktu hampir bersamaan saya juga bekerja di Comlabs-ITB dan pernah diminta Lemdik Polri, CINOP dan MUNDO Belanda untuk studi banding Blended Learning ke Maastricht University dan Kepolisian Belanda. Saat ini saya berkiprah sebagai Chief Learning Officer di bidang e-Learning, Knowledge Management dan Corporate University di Dataquest Leverage Indonesia.

Tanpa disadari, orangtua kerap mengarahkan anak untuk memenuhi ambisi masa muda yang belum tercapai. Sebagai contoh, kita menawarkan anak untuk ikut ekskul basket karena kita dulu hanya mampu menjadi penonton pertandingan di sekolah. Bisa juga sebaliknya. Melihat anak berbakat dalam bidang biologi, kita selalu memotivasinya untuk belajar lebih keras karena kita adalah seorang dokter dan berharap anak akan mengikuti jejak kita. Atau jangan-jangan, profesi yang kita jalani saat ini sebenarnya adalah ambisi orangtua kita?

Jika memang benar, tidak usah berkecil hati karena kita tidak sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Eddie Brummelman, mahasiswa program doktoral psikologi di Utrecth University, Belanda, menunjukkan bahwa orangtua berharap prestasi anak mereka mampu memenuhi ambisi masa muda orangtua yang tidak tercapai. Kecenderungan ini muncul pada orangtua yang menganggap bahwa anak adalah bagian dari diri mereka.

Memberi motivasi anak agar belajar lebih giat adalah hal yang wajar, namun menekan mereka agar bisa sempurna adalah berlebihan. Apalagi jika sampai meremehkan kemampuan anak untuk mengambil keputusan sendiri. Anak bisa tertekan dan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.

Saat ambisi kita ternyata selaras dengan bakat dan minat anak, tidak akan banyak pertentangan yang terjadi. Masalah muncul apabila apa yang anak minati berbeda dengan ambisi orangtua. Kita bisa memilih untuk sepenuhnya menerima, membujuk anak untuk mengikuti ambisi kita, berkompromi dengan ambisinya, atau malah memaksa anak untuk melupakan ambisinya dengan berbagai alasan. Jadi, bagaimana langkah yang sebaiknya orangtua ambil?

Administrasi Pendidikan UPI

Departemen Administrasi Pendidikan UPI berdiri pada tanggal 19 Oktober 1964 dengan surat keputusan dari DIKTI nomor 128/DIKTI/Kep/1964 Administrasi pendidikan berawal dari Educational Administration Course yang diberikan pada tingkat sarjana pada PTPG Departemen Ilmu Pendidikan pada Tahun 1954. Saat PTPG bergabung dengan UNPAD dan menjadi FKIP/A, Educational Administration Course mendapat kemajuan pesat berkat kegigihan Prof. Suganda dan Oteng Sutisna, M.Sc yang dibantu Prof.Dr. Murray Thomas sebagai tenaga ahli dari Sunny Team. Administrasi Pendidikan dimulai di tahun 1964 dengan nama Jurusan Administrasi dan Supervisi yang disingkat ADSUP dalam lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung. Kelahiran ADSUP dipicu atas munculnya tuntutan terhadap kebutuhan akan tenaga ahli di bidang manajemen dan administrasi pendidikan serta tuntutan kebutuhan guru bagi SPG/SGO. Sejak saat itu Jurusan ADSUP IKIP Bandung dibuka secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Republik Indonesia, No. 128/1964 tertanggal 19 Oktober 1964. Beberapa tokoh lain yang juga ikut membina jurusan ini, antara lain Oteng Sutisna, M.Sc., R. Iyeng Wiraputra, M.Sc., Drs. Udi Turmudi Saputra dan Drs.M.I Sulaeman. Titik balik penyadaran akan eksistensi ilmu administrasi pendidikan sebagai body of knowledge, dimulai saat rapat dosen di bulan Juni 1998 yang menyepakati perubahan nama Administrasi Supervisi (ADSUP) menjadi Jurusan Administrasi Pendidikan.

Mewakili Alumni UPI S3 Adpend FIP UPI / Universitas Pendidikan Indonesia memberikan sambutan pada Acara Pelepasan Professor dan Doktor yang berkontribusi pada kehidupan akademik.
Terima kasih atas perhatian dan bimbingannya:
. Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M.Pd
Prof. Dr. H. Abin Syamsudin Makmum, MA.
Prof. Dr. H. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed
Prof. Dr. H. Abdul Aziz Wahab, M.A.
Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd
Meneruskan heritage dan kasih sayang pada orang tua yang lulusan FPBS IKIP Bandung dan FPTK IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia)


Peringkat akreditasi Administrasi Pendidikan saat ini adalah A dengan SK BAN PT Nomor 5082/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 berlaku sampai tahun 2027. Kajian utama Administrasi Pendidikan adalah pengelolaan pendidikan; perencanaan pendidikan; dan supervisi/pengawasan pendidikan serta penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam praktek manajemen pendidikan. Profil lulusan Prodi/Departemen Administrasi Pendidikan dalam KKNI termasuk ke dalam jenjang 6 yang dikelompokkan dalam jabatan teknisi dan analisis dalam bidang administrasi pendidikan. Posisi pekerjaan lulusan adalah posisi pada tugas-tugas perencana dan pengembang, pengelola, pengawas, dan ketatalaksanaan kantor di lembaga pendidikan pada jalur pendidikan formal maupun non formal baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun non-pemerintah. Departemen Administrasi Pendidikan telah bermitra sejak tanggal 14 Oktober 2013 dengan Jurusan-Jurusan/Prodi-Prodi Administrasi/Manajemen Pendidikan di sejumlah LPTK yang tergabung dalam Asosiasi Prodi Manajemen/Administrasi Pendidikan Indonesia (APMAPI)

Menjadi Pembicara di Se

Melanjutkan pendidikan memang suatu hal yang menjadi keharusan bila kita memiliki kemampuan, baik kemampuan dari segi materi maupun dari segi pengetahuan. Dengan melanjutkan pendidikan kita dapat meningkatkan ilmu yang kita miliki. Pendidikan dimulai dari taman kanak-kanak (TK), lalu kemudian dilanjutkan menuju sekolah dasar (SD), setelah itu berlanjut ke sekolah menengah pertama (SMP), kemudian menuju sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat, dan terakhir ke perguruan tinggi (PT) dengan jenjang S1, S2, dan terakhir S3.

Begitulah proses pendidikan yang terjadi di seluruh dunia, baik di Indonesia maupun di negara lainnya. Maka dari itu ketika kita ingin menuntaskan pendidikan dan memiliki kemampuan untuk menuntaskannya maka tuntaskanlah sampai akhir hingga perguruan tinggi. Hubungannya dengan artikel kali ini, mimin mau bahas mengenai 5 alasan mengapa kamu harus melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi.

Dapat Menjadikan Kita Sebagai Spesialis

Alasan pertama mengapa kamu harus melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi adalah dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi kamu dapat menjadikan diri kamu sebagai seorang spesialis baik di bidang ekonomi, kedokteran, fisika, kimia, biologi, dan sebagainya asalkan sesuai dan relevan dengan jurusan yang kamu pilih di perguruan tinggi. Misalkan kamu memilih jurusan ekonomi di perguruan tinggi, maka nantinya kamu dapat menjadi seorang spesialis ekonomi dengan gaji yang cukup tinggi apalagi bagi lulusan sarjana tiga.

Maka dari itu dengan melanjutkan pendidikan kamu sampai ke perguruan tinggi kamu memiliki kesempatan untuk menjadi seorang spesialis di segala bidang sesuai dengan kemampuan dan jurusan yang kamu tekuni waktu mengenyam pendidikan tinggi.

Sebagai Penentu Karir

Alasan berikutnya mengapa kamu harus melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi adalah dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi akan membuka banyak sekali pintu karir sesuai dengan spesialisasi jurusan yang kamu jalani di perguruan tinggi, hal tersebut juga akan menjadi penentu karirmu akan menjadi gemilang atau malah diam di tempat atau malah tidak ada perkembangan sama sekali.

Dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi kamu akan membuka banyak sekali pintu karir sesuai dengan jurusan yang kamu pilih saat berkuliah. Selain dari itu peluang kerja di luar jurusanmu pun bisa menjadi bahan pertimbangan karena sekarang banyak sekali perusahaan yang membuka lowongan untuk lulusan perguruan tinggi semua jurusan. Dan itu akan menjadi penentu karirmu kedepannya.

Sebagai pembicara bersama Prof. Marek dari The University of Auckland pada joint Symposium UPI & University Of Auckland 12-16 November 2018 di Auckland

Sebagai Peluang Masa Depan

Sudah tentu dengan kamu melanjutkan sekolah keperguruan tinggi kamu akan membuka peluang masa depan gemilang sesuai dengan yang kamu inginkan sebesar-besarnya karena dengan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi kamu memiliki banyak sekali keuntungan seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu pembuka peluang karir, mengubah diri menjadi spesialis dan lain sebagainya. Maka dari itu dengan melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi peluang masa depan kamu yang cerah akan terbuka semakin lebar.

Selain dari itu, dengan melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi kamu juga akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang yang tidak melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Sehingga kamu memiliki kelebihan yang cukup untuk meningkatkan potensi masa depan yang cerah untuk diraih.

Memperluas Networking atau Relasi

Tentu dengan melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu akan memperluas jaringan atau relasi yang kamu miliki. Kamu bisa berteman dengan orang-orang yang mungkin suatu hari nanti akan menjadi orang-orang hebat dan terbaik di bidang mereka masing-masing. Seperti contohnya ketika saat ini kamu berteman dengan mahasiswa jurusan IT mungkin suatu saat nanti temanmu itu akan mendirikan sebuah perusahaan seperti gojek dan lain sebagainya.

Sehingga membuat kamu bangga dan memiliki relasi dengan seseorang yang memiliki sebuah perusahaan besar di bidang IT dan mungkin bisa kamu ajak kerja sama atau bisa menawarkan diri sebagai karyawan di perusahaan temanmu tersebut.

Bisa Terus Menerus Belajar

Dengan kamu melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu bisa terus menerus belajar ilmu baru yang berguna bagi diri kamu kelak di masa yang akan datang. Sehingga memang benar dengan melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, kamu bisa terus menerus belajar dan belajar. Belajar hal-hal baru yang membuat kamu terpuaskan, terutama pelajaran-pelajaran di bidang yang tengah kamu pelajari.

Seperti contohnya ketika saat ini atau nanti kamu sedang berada di jurusan pendidikan guru sekolah dasar, kamu akan terus belajar mengenai bagaimana tata cara menjadi guru yang baik dan benar serta berkarakter di sekolah dasar. Bagaimana cara menjadi guru kelas yang baik dan lain sebagainya.

Kesimpulan dari artikel ini adalah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memang sangatlah penting melihat dari alasan-alasan yang sudah saya jelaskan di atas. Melihat dari banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan apabila kita melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Maka dari itu buat temen-temen yang belum punya semangat melanjutkan pendidikan, yuk semangat melanjutkan pendidikan hingga ke gelar tertinggi.

Kategori
Dosen Filosofi Kampus Kebijakan Kerja Lecture Mahasiswa STMIK DCI Wirausaha

Bahagia rasanya kalau salah satu alumni STMIK DCI Tasikmalaya bisa berdikari

Bahagia rasanya kalau salah satu alumni STMIK DCI Tasikmalaya bisa berdikari…. Setelah lulus dari perguruan tinggi Hani Rohayani terus berlanjut menjadi wirausaha muda mandiri.

Donat ini sangat direkomendasikan bagi kita yang sangat memperhatikan makanan bergizi tinggi.

[27/9/2021 12.41] Asti STMIK DCI: Assalamualaikum…
[27/9/2021 12.41] Asti STMIK DCI: bapa kumaha damang?
[27/9/2021 12.41] Asti STMIK DCI: bapa ieu aya teh hani bade ngintun donat saur na kapiwarangan ku bapa
[27/9/2021 12.42] Asti STMIK DCI: Jazakalloh khoironkatsiro bapa…mudah2an rezeki na kagentosan kunu langkung
[27/9/2021 12.48] Asti STMIK DCI: ku abdi di suguhkeun ka staff sareng dosen pa kaleresan nuju persiapan akreditasi D3 piduana
[27/9/2021 16.33] Djadja Sardjana: Alhamdulillah damang
[27/9/2021 16.33] Djadja Sardjana: Amien ya robbal alamin
[27/9/2021 17.00] Djadja Sardjana: Mugia lancar jaya 👍🎉
[27/9/2021 17.30] Djadja Sardjana: Ibu tos nuang?
[27/9/2021 17.32] Asti STMIK DCI: Parantos bapa alhamdulillah kapasihan sadaya dugi ka ibu ketua sareng ibu bendahara yayasan (bu rina) ☺️🙏
[27/9/2021 18.04] Djadja Sardjana: Mugia urang sadayana aya dina kabarokahan sareng panangtayungan Allah SWT salamina
[27/9/2021 18.06] Asti STMIK DCI: Aamin ya Alloh…hatur nuhun bapa
[27/9/2021 18.30] Djadja Sardjana: Sami sami

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer DCI disingkat STMIK DCI Tasikmalaya merupakan Sekolah Tinggi di bawah naungan Yayasan Digita Loka. STMIK DCI didirikan pada masa reformasi Indonesia, otonomi daerah, dan derasnya isu globalisasi dunia berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 116/D/O/1999. Telp. 0265-40751, Fax.0265-335906 website : http://www.stmik-dci.ac.id. Alamat Kampus : Jl. Sutisna Senjaya No. 158 A Tasikmalaya

Dasar pemikiran STMIK DCI Tasikmalaya adalah memandang bahwa globalisasi dunia dan otonomi daerah berarti tantangan sekaligus persaingan baru bagi Tasikmalaya, serta lebih luas lagi merupakan tantangan bagi kawasan Priangan Timur dan seluruh rakyat Indonesia. Tantangan baru tersebut meliputi spesialisasi yang tajam, profesionalisme, individualisme, moralitas, hak asasi manusia (HAM), dan pola hubungan kerja dalam bentuk jaringan (network). Sedangkan persaingan baru mencakup standarisasi, perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan masalah kualitas dengan penerapan teknologi canggih berbasis komputer. Disisi lain, era reformasi Indonesia bergerak menuju pola ekonomi kerakyatan dan otonomi daerah, sehingga menuntut pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam mengembangkan potensi daerah agar mampu menjawab tantangan globalisasi tersebut.

PKH Ciamis Gandeng STMIK DCI Tasikmalaya Wujudkan Gerakan Ayo Kuliah Bagi Anak KPM PKH

Senin, 3 Agustus 2020

Pelaksana Program Keluarga Harapan (PPKH) Kabupaten Ciamis menggelar sosialisasi ‘Gerakan Ayo Kuliah’ bagi anak Keluarga Penerima Maanfaat (KPM PKH) yang akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT).

PPKH Ciamis menggandeng Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Yayasan Digitaloka (STMIK-DCI) Tasikmalaya, berkolaborasi untuk bersama-sama membantu dan memfasilitasi para anak KPM PKH untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Ketua pelaksana kegiatan yang juga sebagai Koordinator PKH Kabupaten Ciamis wilayah 1, Indra Maulana, S.Ip.,MM mengatakan, gerakan ayo kuliah merupakan bagian dari program Gerakan Kembali Sekolah Kembali Belajar (G-KSKB) PKH Ciamis sebagai salah satu upaya edukasi dan motivasi KPM PKH beserta anak-anaknya untuk bisa melanjutkan pendidikan.
“Hari ini kami bersama STMIK-DCI Tasikmalaya melaksanakan sosialisasi G-KSKB kepada 176 anak KPM PKH lulusan SMA/Sederajat, bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi membantu para anak KPM agar dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi” kata Indra, di Gedung Pramuka Ciamis, Jl. Ahmad Yani, Kertasari Ciamis, Senin 3 Agustus 2020.

Indra menuturkan, melalui Gerakan Ayo Kuliah, dilakukan serangkaian pembinaan bagi siswa-siswi SMA/SMK/MA/Sederajat dari anak KPM PKH melalui pemetaan data peserta, melakukan edukasi dan motivasi, pelaksanaan pendampingan hingga kuliah.
“Selain memberikan sosialisasi, kami juga melakukan kesepakatan antara PKH Ciamis bersama STMIK-DCI Tasikmalaya dengan penandatanganan surat perjanjian kerjasama dan menyerahkan dokumen pendaftaran calon mahasiswa anak KPM PKH Ciamis sampai masuk kuliah hingga bisa bekerja” paparnya.

Ditambahkan Indra, pihaknya juga akan memfasilitasi para anak KPM yang sudah masuk perguruan tinggi dalam mendapatkan bantuan komplementer lainnya dari pemerintah.
“Kami juga ikut serta mengupayakan bantuan komplementaritas lainnya dari pemerintah seperti mendapat KIP/kuliah, beasiswa atau keringanan biaya kuliah lainnya. Ya, semoga segala sesuatunya diberikan kemudahan dan kelancaran” imbuhnya.

Sementar itu, Koordinator Wilayah Jawa Barat 1, H. Atoillah Karim dalam sambutannya mengucapkan termakasih dan mengajak kepada SDM PKH untuk mendukung dan mengoptimalkan proses pendampingan bagi anak KPM PKH yang berpotensi lanjut kuliah, tanpa mengabaikan tugas pokok lainnya.

“Terimakasih kepada SDM PKH Ciamis, kita sama-sama dukung dan optimalkan gerakan ayo kuliah ini, sampai pada proses pendampingan bagi anak KPM dimulai sejak di bangku sekolah, diberikan motivasi untuk terus semangat dalam belajar sampai pendidikan tinggi, dan sampai pada saatnya nanti masuk di dunia kerja/usaha hingga mampu mengangkat dan merubah kehidupan ekonomi keluaraganya menjadi sejahtera” ucapnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ciamis, Agus Kurnia Kosasih, SH.,M.Si dalam sambutannya juga menyampaikan terimakasih kepada pihak STMIK-DCI Tasikmalaya, Yang telah bekerjasama dalam program Gerakan Ayo Kuliah.

Pemkab Ciamis melalui Dinas Sosial, kata Agus, sapaan akrab Kepala Dinas Sosial Ciamis, pihaknya akan terus memberikan dukungan penuh terhadap program kegiatan Gerakan Ayo Kuliah. Menurutnya, pembangunan pendidikan kepada anak sekolah di Kabupaten Ciamis tidak berhenti kepada anak di jenjang pendidikan menengah atas melaikan harus sampai ke jenjang pendidikan tinggi.

“Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk semua, sebagai inovasi upaya dalam rangka memepercepat peningkatan kualitas pendidikan keluarga KPM PKH. Pada saatnya nanti, akan memutus rantai kemiskinan keluarga PKH, dengan ditopang tingkat pendidikannya dan potensi di dunia kerja/usaha nantinya” jelasnya.

Dengan semakin banyaknya anak KPM PKH yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, diharapkan akan membawa dampak perbaikan status ekonomi dan mempercepat pengentasan kemiskinan bagi Keluarga Penerima Manfaat PKH.

Kategori
Bandung Business Dosen Filosofi Kampus Kerja Kuliah Lecture Mahasiswa Penerbangan Widyatama

Bertemu dengan FirmanSyah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Widyatama yang sukses Bekerja di Bali

Bertemu dengan Firman Syah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Widyatama yang sama -sama akan terbang ke Denpasar Bali dengan pesawat
Lion Air(JT-902)
Selasa,11Sep18
– BDO (16:15)
– DPS (19:00)

Alhamdulillah bahagia bersama alumni yang sukses Bekerja di salah satu software house di Bali. Bertemu di Husein Sastranegara International Airport saat saya akan menjadi Nara Sumber Workshop Fintech (Financial Technology) di Denpasar dan menunggu penerbangan ke bandara Ngurah Rai International Airport.

Saat ini dirinya bekerja dengan beberapa teman kampusnya di sebuah software house yang didirikannya. Beberapa waktu pernah mengerjakan proyek bersama dengan saya membuat sistem aplikasi AIMS (Asset Integrity Management System) untuk sebuah BUMN di bidang explorasi minyak.

Teknik Informatika Widyatama mempersiapkan mahasiswa/i dengan keahlian dalam merancang program dan aplikasi computer meliputi web, mobile, social networking, teknologi basis data, system intelligence, teknologi jaringan, game dan multimedia interaktif, serta ilmu pengembangan teknologi informasi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.


Keunggulan Prodi

Lulusan Program Studi Teknik Informatika dibekali dengan berbagai sertifikasi diantaranya SAP Fundamental, ERP dan Cisco
Metode pembelajaran
Bekerjasama menyelenggarakan Program Three Plus One dengan NPIC Cambodia pada kegiatan Joint Degree (Perkuliahan 3 tahun di Widyatama dan 1 tahun di NPIC Cambodia)

Dalam rangka membuka wawasan Program Studi untuk lebih mempersiapkan para lulusan nya agar dapat bersaing di dunia Internasional, Prodi Teknik Informatika Widyatama melakukan kerjasama dengan Multimedia University Malaysia (MMU) meliputi meliputi Joint Degree atau Double Degree, Student Exchange juga Joint Research Collaboration yang dilakukan antar Dosen.

Fasilitas pembelajaran

Didukung oleh tata kelola dan sarana mumpuni, seperti Lab Komputer Informatika Dasar, Lab Komputer Informatika Advance, Lab Sertifikasi, Lab Jaringan Komputer, Robotic Community

Masa tunggu bekerja setelah lulus kurang dari 4 bulan (data dari Pusat Karir tahun 2017)

Prospek Karir

Lulusan S1 Teknik Informatika dipersiapkan menjadi Programmer Analyst, System Support, System Design, Database Administrator, Web Developer, Web Design, Information System Analyst dll.

Program Magang

Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Informatika berkesempatan melakukan program magang di perusahaan Global di Taiwan dianataranya Asus Center, Everterminal, Iphone dan Farglory.

Kategori
Bandung Innovation Kerja Nara Sumber Pribadi Seminar Telematika

Nara Sumber Menuju Sistem Informasi Pemerintahan yang Terintegrasi di Diskominfo Jabar

Nara sumber: Menuju Sistem Informasi Pemerintahan yang Terintegrasi Dan Berinteroperabilitas di Diskominfo Jabar

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya kepada masyarakat di era internet of things ini, yang sejumlah besar penduduk di negara ini telah terkoneksi dengan internet, pemerintah mendapatkan tantangan untuk mereformasi birokrasi administrasi pemerintahan dan pelayanan publik dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi.

“Saat ini pemerintah telah menawarkan beragam pelayanan publik online yang juga didukung dengan administrasi pemerintahan secara online melalui Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik bahwa untuk meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik diperlukan tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik yang baik.” Ujar Djadja Achmad Sardjana selaku Narasumber di acara Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat tersebut.

Pemda Provinsi Jabar melakukan pembaruan terhadap portal jabarprov.go.id, baik dari segi tampilan, konten maupun fitur layanan informasi publik.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (Diskominfo Jabar) Ika Mardiah mengatakan, ada empat menu utama yang diunggulkan saat ini.

Pertama, fitur Berita Jabar yang menghadirkan informasi terkini seputar Pemda Provinsi Jabar.

Kedua, menu Informasi Layanan Publik untuk memudahkan masyarakat dalam akses berbagai informasi layanan publik; 

Ketiga, menu Profil Jabar untuk mengetahui lebih dalam seputar data dan fakta menarik terkait Jabar;

Keempat, menu Dashboard Publik Jabar yang menyajikan visualisasi data strategis Jawa Barat yang sudah terstandarisasi dan dapat diakses dengan cepat tanpa melalui proses birokrasi yang rumit.

Ika menuturkan jika kemudahan mengakses informasi terkait Pemda Provinsi Jabar yang terintegrasi ini merupakan aktualisasi dari amanat Undang – Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

“Adanya inovasi dalam portal jabarprov.go.id ini merupakan aktualisasi dari Undang – Undang Keterbukaan Informasi Publik. Ini sejalan dengan komitmen Jabar sebagai provinsi informatif yang melakukan pengelolaan informasi yang lebih mudah diakses, akurat, dan dapat diandalkan bagi masyarakat, salah satunya melalui sarana konten informasi,” jelas Ika Mardiah di Bandung, Selasa  (7/6/2022).

Konten informasi dalam jabarprov.go.id berisi layanan publik, program unggulan dan berita daerah yang diperbarui secara berkala oleh perangkat daerah guna menghadirkan informasi yang terstandarisasi dan dapat diandalkan bagi warga Jabar.

Kini portal jabarprov.go.id dilengkapi dengan fitur Content Management System (CMS) yang diperuntukan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai pengelola dan penyedia informasi. 

Saat ini, terdapat lima Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemda Provinsi Jabar yang merupakan bagian dari pilot project Portal Jabar, yakni Dinas Pendidikan,  Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Badan Pendapatan Daerah, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial.

Pembaruan dilakukan sebagai upaya untuk menghadirkan informasi publik yang lebih mudah diakses, akurat, dan dapat diandalkan bagi masyarakat Jabar. 

Langkah ini menjadi perombakan terbesar bagi situs ini selama kurun waktu satu windu, karena sejak 2014 tidak mengalami perubahan cukup berarti.

Dalam perjalanannya mengembangkan portal terintegrasi, Pemda Provinsi Jabar mendapatkan pendampingan dari tim Government Digital Service (GDS), unit digital pemerintah Kerajaan Inggris.

Proses pendampingan ini yang pada akhirnya melahirkan Jabar Design System, sebuah standar desain produk dan kode pemrograman yang dapat memudahkan designer dan developer di Jabar untuk mengembangkan produk yang seragam namun tetap mengedepankan kebutuhan pengguna.

Dashboard Jabar, Visualisasi Data Interaktif dari Ragam Sektor

Melalui menu Dashboard Jabar, masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan visualisasi hasil olahan data secara interaktif dan real-time dari berbagai sektor, seperti: kesehatan, kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

Visualisasi data ini juga menjadi sarana bagi publik wajib untuk dapat memahami setiap kebijakan, keputusan, dan program pemerintah, untuk menjunjung transparansi pemerintahan mulai dari legalitas, anggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi.

Ika Mardiah menerangkan jika visualisasi data dalam portal jabarprov.go.id juga menjadi rujukan Pemda Provinsi Jabar dalam merumuskan kebijakan publik agar lebih tepat sasaran.

“Visualisasi data ini terus dikembangkan untuk menyajikan analisis data yang membantu Pemda Provinsi Jabar dalam merumuskan kebijakan yang lebih terukur serta tepat sasaran, sehingga kebijakan akan lebih terasa kebermanfaatannya bagi masyarakat ” jelas Ika Mardiah.

Ika berharap kedepannya, portal jabarprov.go.id akan dapat terus berkembang dan terintegrasi dengan setiap OPD di lingkungan Pemda Provinsi Jabar sebagai perwujudan akselerasi layanan digitalisasi informasi satu pintu.

Kategori
Business Dataquest Dosen Filosofi Kebijakan Kerja Kuliah Leadership Lecture Manajemen Nara Sumber Pribadi

Peran saya sebagai pendidik dan professional dalam bidang Pendidikan, Informatika dan Manajemen

Nara Sumber Seminar di Nyenrode Business University Netherlands

Peran saya sebagai pendidik dan professional dalam bidang Pendidikan, Informatika, dan Manajemen memiliki banyak kesamaan dengan hobi saya membaca dan menulis. Saya mencintai membaca dan menulis, di sisi lain, meraih kesempatan untuk mengarahkan profesionalisme di bidang Pendidikan, Informatika, dan Manajemen. Dengan membaca dan menulis berarti memiliki media yang tepat, menciptakan kondisi pertumbuhan yang tepat untuk pertumbuhan pengetahuan dan kepakaran pribadi, dan kewaspadaan terhadap ancaman dan tantangan di bidang Pendidikan, Informatika, dan Manajemen. Saya menulis, membaca dan menyimpan catatan serta menetapkan tujuan dan mengevaluasi arah hidup saya. Ada banyak kesamaan membaca dan menulis dalam dan hubungannya dengan penyelenggaraan program bidang pendidikan dan professional.

Berdiskusi dengan Mr. Haan dari Maastricht University Netherlands sebagai sesama tim ahli Blended Learning Lemdiklat Polri

Revolusi informasi telah mengubah sistem komunikasi dunia dewasa ini, sebaran jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel.

Studi Banding ke Akademi Kepolisian Appeldoorn Netherlands bersama Lemdiklat Polri

Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrasi di berbagai bidang di antarannya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran dari dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. sebagaimana empat pilar pendidikan yang di cetuskan oleh Unesco antara lain learning to know, learning to do, learning to be, dan learning together.

Nara Sumber Workshop di Maastricht University Netherlands

Imbas globalisasi yang merasuki segala lini kehidupan bangsa di seluruh dunia telah melahirkan berbagai pandangan berperspektif baru. Sebagai contoh, apabila pada masa sebelum ini atau era perang dingin, perspektif dunia adalah pemihakan blok, Blok barat atau Blok timur, maka perspektif dunia pada era globalisasi adalah integrasi; dan sistem dunia pun dilambangkan dengan World Wide Web (WWW), yang mudah dijumpai di dalam penulisan alamat situs internet. Arus globalisasi telah memunculkan perspektif baru pendidikan. Strategi pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional kini berubah ke arah pendidikan yang lebih terbuka.

Sebagai pendidik Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Pemanfaatan jaringan informasi sudah terbukti keutamaan serta benefitnya bagi masyarakat. Dengan demikian, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan kita sehingga lebih bersifat jejaring, terbuka dan interaktif, beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas kerja “saat itu juga”, just on time dan kompetitif.(Wiryana I.M 2001)