Kategori
Anak Filosofi Ibadah Islam Kebijakan Keluarga Pemikiran Pendidikan Pribadi Tokoh

Halo Para Ayah, Peranan Apa Yang Sedang Anda Mainkan?

Banyak para ayahanda melihat perannya di sisi keluarga dari sisi “Hard Power” dan “Maskulinitas”. Adapula yang melihatnya dari sisi seorang “Commander In Chief” membawa biduk keluarga agar tercapai ke pelabuhan bahagia.
————————————
Jika Randy Pausch seorang professor dari Carnegie Mellon University berperan bagaimana ia berusaha untuk membantu setiap orang yang dikenalnya (minimal adalah para mahasiswanya) untuk dapat merealisasikan mimpi-mimpi masa kecil mereka. Serta bagaimana kita dapat memaknai hidup bila kita tahu kalau kita hanya punya sedikit kesempatan, dan kesempatan itu akan segera habis. 
“If you lead your life the right way, the karma will take care of itself. The dreams will come to you.” Itulah salah satu pesan dari Randy, dan itulah keyakinan yang terus menuntun Randy hingga akhir hidupnya.
Kuliah terakhir Randy sangat fenomenal. Bukan karena yang menyampaikannya adalah seorang yang sedang sekarat akibat kanker, tapi karena apa yang disampaikannya benar-benar menginspirasi. Rekaman kuliah terakhir ini dengan cepat beredar di youtube, kemudian juga dibukukan. Dan telah menginspirasi banyak orang yang menonton ataupun membaca bukunya.
Randy sendiri merekam kuliah terakhirnya tersebut bukan untuk sebuah kenangan semata-mata. Tetapi untuk ketiga anaknya, Dylan (6 tahun), Logan (3 tahun) dan Chloe (18 bulan). Randy sangat tahu bahwa kelak, ketiga anak-anaknya mungkin tidak akan ingat dengan jelas seperti apa sosok ayahnya. Mereka hanya akan mengenal ayahnya melalui foto dan cerita. Yang diinginkan Randi adalah agar kelak anak-anaknya bukan hanya mengenangnya (melalui rekaman kuliah terakhir itu), tapi juga yakin bahwa ayah mereka selalu mencintai mereka. Melalui rekaman kuliah terakhir tersebut, Randy ingin mengajarkan pada anak-anaknya, “how to live this life through achieving your childhood dreams”.
————————————

Sedangkan pada Pak Raden/Drs.Suyadi, saya menyaksikan love & passion yg kuat dr beliau thd peran dan profesinyaPada umur 78 tahun beliau masih bersemangat dan mau membagi ilmu thd animator muda…..Sungguh, Unyil itu bukan dibuat olehnya….tapi seperti Pinokio “sebagai anak” Gepetto….Ia “dilahirkan” oleh tangan dingin Drs.Suyadi……
Betapa falsafah kebangsaan…Dari tokoh Cuplis, Pak Ogah, Pak Raden, Meilan sd Orang Gila…..nilai itu telah ditanamkan pada animasi Unyil….Itu datang dari kecintaaannya pada anak2 dan bangsa ini…..Sangat tepat kalau beliau disebut Bapak Animasi Indonesia……..
————————————
Lain lagi peran yang dimainkan dan keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. “Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri,”kata Adi Sasono, Ketua Pelaksana Peringatan Satu Abad Bung Hatta. Pendeknya, itulah keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini.
Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain. Seandainya bangsa Indonesiadapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini, seandainya para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan sumber alam yang melimpah ini menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah dari orang asing.
————————————
Bagaimana dengan kedua kakekku? 
Keduanya berasal dari Pagerageung, Tasikmalaya. Beliau berdua mewakili latar belakang demografis yang berbeda. Almarhum kakek dari fihak Ibu (alm. H. Abdul Aziz) adalah seorang petani yang kemudia bermetamorfosis menjadi tokoh sentral lokal yang disegani. Masih segar di ingatan saya, pada saat beliau naik haji tahun 1970-an ribuan orang mengantar kepergian beliau dengan seperti oarang yang tidak akan kembali. Teringat juga cerita orang tua bahwa beliau menyumbangkan tanahnya seluas 100 Ha kepada negara dalam rangka perjuangan melawan penjajah.
Almarhum kakek dari fihak ayah (alm. Oewon Natamihardja) berasal juga dari Pagerageung. Hanya saja beliau sudah lama tinggal di Bandung dan bekerja di GBO (yang kemudian berubah nama menjadi PLN) sejak jaman “Noormal”. Kakek bekerja di instansi ini sejak tahun 1930 sampai dengan pensiun 1970, suatu masa kerja yang cukup panjang dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi beliau. Beliau adalah salah seorang pendiri Masjid Nugraha – Bandung dan tokoh masyarakat Muararajeun yang hidup dengan segala kesederhanaannya.
————————————
Kemudian bagaimana dengan ayahku? 
Ayah adalah seorang guru dan salah satu cerita yang tidak pernah kulupa adalah sebagai berikut:
“Suatu hari diadakan razia rambut panjang dimana beliau menjadi kepala sekolah…..Diantara muridnya ada seorang murid yang tidak mau mencukur rambutnya dengan alasan tidak punya uang…..Seketika itu juga ayah pun memberinya uang untuk mencukur rambutnya….”
“Cerita belum berakhir disitu….Beberapa puluh tahun kemudian…Kejadian “sepele” tadi diingatkan oleh muridnya yang sekarang jadi pengusaha sukses kepada ayah…Dia katakan kejadian itu tidak akan dilupakan seumur hidupnya karena setelah kejadian itu bukan hanya rambutnya yang berubah…namun hatinya telah terbuka lebar….”
“Dan pada saat saya dan istri menjalankan ibadah Umrah 1426 H (2005M), murid ayah ini (yang sudah punya putra yg dewasa) menceritakan kejadian ini kepada kami dan putra-putrinya sebagai kejadian yang mengubah jalan hidupnya”…
Jelas peristiwa ini akan berubah konstelasinya bila dilakukan bukan oleh guru pada muridnya karena ternyata setiap pemikiran, emosi dan langkahnya menjadi ikatan yang tidak pernah hilang……
————————————
Artikel Terkait:

Oleh djadja

Seorang hamba Allah, ayah, suami, kepala rumah tangga (Commander In Chief), praktisi pendidikan, manajemen dan telematika yang mencoba merunduk di ladang ibadah

Tinggalkan komentar